2121 Rema: Mengampuni dan melupakan dengan tulus

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach. Renungan malam ini bertema:

 *Mengampuni dan melupakan dengan tulus*

Dasar firmanNya dari

 *Matius 18 : 21-22*
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: " *Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"*
Yesus berkata kepadanya: "Bukan! *Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.*


Jika kita diperhadapkan dengan pilihan mengampuni orang lain atau membalaskan kejahatan seseorang kepada kita. Sejujurnya mana yang kita pilih?
Mungkin ada yang menjawab  lebih melegakan kalau kita bisa membalas. Bahkan ketika kita bilang saya sudah mengampuni, tetapi ternyata kita masih menyimpan kesalahan orang lain.
Tanpa kita sadari jika seseorang membicarakan sesuatu maka kita ikut nimbrung dengan mengutarakan kesalahan orang lain kepada kita. Ada pendapat yang mengatakan mengampuni dengan tulus itu sulit. Gampang diucapkan tetapi sulit dilakukan.

Padahal mengampuni bagi orang Kristen adalah keharusan dan wajib hukumnya bukan suatu pilihan. 
Mengapa demikian ?
Karena Tuhan Yesus sudah lebih dahulu menanggung dosa kita , IA dihina, menderita siksaan dan mati di kayu salib untuk supaya kita mendapat pengampunan dosa dan keselamatan.
Jika Tuhan kita bukan pengampun maka binasalah kita. Karena kesalahan, kejahatan dan dosa yang kita perbuat kepada Tuhan Yesus begitu banyak.

*Yesaya 53 : 5 - 6*
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.


Hukuman dosa dan kesalahan kita telah ditanggungNya dan lunas dibayar dengan harga mahal pengorbanan darahNya yang suci di kayu salib untuk membasuh segala dosa dan kesalahan kita.
Adakah diantara kita yang karena mengampuni kesalahan orang lain berkorban sampai mencucurkan darah bahkan sampai mati ?

Tuhan Yesus menjadi contoh keteladanan mengampuni yang benar. Ia tidak pernah mengingat ingat lagi kesalahan dan dosa kita.

 *Ibrani 10 : 17* *dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."*


Karena itu sekarang marilah kita berjuang untuk hidup benar dan Kudus. Meninggalkan manusia lama seperti firmanNya di:

 *Efesus 4 : 31*
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam *Kristus telah* *mengampuni kamu* .


Saling memaafkan dan mengampuni dengan tulus. Karena jika tidak kita lakukan maka upah yang menanti adalah

 *Matius 6 : 14*
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, *Bapamu juga* *tidak akan* *mengampuni* *kesalahanmu* ."


Bisa dibayangkan ketika kelak kita berhadapan muka dan muka dengan Tuhan Yesus dan berkata *“ Aku tidak dapat mengampuni karena kamu tidak mengampuni sesamamu dengan tulus “*. Maka yang ada hanyalah penyesalan dan kebinasaan.
Marilah saudara saudara yang dikasihi Tuhan Yesus untuk berjuang mengampuni kesalahan orang lain dan melupakannya. Berdoalah mohon kemampuan untuk  dapat melakukannya. Maka damai sejahtera dan pengampunan dari Tuhan akan kita terima baik sekarang maupun kelak, yang akan datang.

 *Mazmur 103 : 2 - 3*
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
 *Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,*


Haleluya. Tetap semangat hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Roh Kudus menolong kita. Tuhan Yesus memberkati. Amin

*PD Autopia Malang*
Wita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

1523 Regi: Selamatkan lah waktumu