41768 Regi : SATUKAN MATA JASMANI FOKUSKAN BAGI ALLAH
Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach
Kiranya damai sejahtera Kristus menyertai kita pada sepanjang hari ini.
Judul renungan pagi ini
*SATUKAN MATA JASMANI FOKUSKAN BAGI ALLAH*
Nas Alkitab:
*Matius 6: 22-23*
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Para kekasih Kristus, mata ibarat pintu gerbang. Pintu gerbang informasi untuk masuk ke otak dan selanjutnya ke dalam hati. Dengan demikian mata yang baik akan memengaruhi seluruh keberadaan seseorang; demikian sebaliknya.
Pada Firman Tuhan Yesus di atas, kata: mata dalam Alkitab terjemahan versi NIV berbunyi: _The eye is the lamp of the body_ ... - *Matthew 6: 22A* NIV
Mengawali ayat 22 ini, Matius menekankan pada mata (tunggal: _eye_ bukan jamak: _eyes_). Tujuannya adalah agar kita memfokuskan kedua mata kita menjadi satu merasakan cahaya kasih TUHAN yang bersinar di sekeliling diri kita.
Apabila kita tidak dapat melihatnya, bukanlah berarti bahwa cahaya itu tidak ada, namun sesungguhnya ada yang kurang beres dengan mata rohani kita.
Marilah kita introspeksi diri dan menemukan apakah kedua mata jasmani kita telah kita satukan menjadi pandangan yang terpusat kepada Allah, ataukah masih dikaburkan dengan keterpikatan terhadap "kegemerlapan" hal-hal duniawi.
Apabila kedua pengintai Israel tidak memfokuskan kedua matanya kepada Allah, maka mereka pun pasti mengikuti pendapat sepuluh pengintai yang lain, yaitu menolak untuk masuk ke dalam tanah perjanjian. Demikian pula jika Daud melihat Goliath hanya dengan mata jasmaniah, maka ia pun akan gentar seperti halnya raja Saul.
Melalui mata rohaninya, Petrus dengan sadar meminta agar dirinya disalibkan secara terbalik (kepala di bawah, kaki di atas) setelah menolak disalibkan dengan kepala di atas, karena ia merasa tidak layak untuk mati dalam posisi yang sama seperti Tuhan Yesus.
Berdasarkan ketajaman mata rohaninya rasul Paulus mengikuti Roh Kudus yang memberitahukan kepadanya supaya pergi ke Yerusalem; meskipun ia akan dipenjarakan di sana, namun Paulus tidak takut. Dia mengasihi Juruselamat dan melakukan apa yang telah Roh Kudus beritahukan kepadanya untuk dilakukan. Sehingga dia pun berani bersaksi: "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman."
Bagaimana dengan kita? Sejauh mana kita telah memfungsikan kedua "mata" kita menjadi satu, fokus memandang wajah-Nya, sehingga kita dapat melihat dan mengetahui cahaya TUHAN yang menuntun kita ke arah kasih karunia-Nya pada sepanjang hidup kita. Marilah kita meneladan para tokoh Alkitab di atas, agar jaminan keselamatan hidup kita peroleh dalam kasih karunia Allah.
Selamat pagi dan selamat beraktivitas.
*PD Autopia - Malang*
gunawanwibisono
Komentar
Posting Komentar