41782 Regi : Apa yang sudah kita lakukan
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach
Kekasih Kristus.
Renungan firman Tuhan pagi ini, diambil dari
*1 Korintus 13:4-9*
Nas
*1 Korintus 13:7 (TB)*
Ia (kasih) menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Tema
*Apa yang sudah kita lakukan*
Mari kita berdoa
*Bapa yang ku sembah dalam Tuhan Yesus, berikanlah roh hikmat kebijaksanaan agar aku dapat mengerti, memahami dan mampu melakukan apa yang menjadi kehendak HU, amin*
Firman Tuhan dalam 1 Korintus 13 ini menyatakan bagaimana kasih yang sesungguhnya dan seharusnya dilakukan bagi setiap orang yang percaya dalam Yesus. Namun apakah kita sudah dapat melakukan kasih itu dengan kesungguhan hati atau justru sebaliknya yang kita lakukan, terutama terhadap orang-orang yang telah mengecewakan atau menjadikan kita marah!!
Apa yang kita lakukan terhadap orang lain atau saudara se-iman yang telah atau kita anggap salah, mengecewakan bahkan menyakiti atau sesuatu yang kita rasa pahit dalam diri kita.
Sudah tumbuhkah kasih terhadap saudara kita ini, atau justru kita memberikan penghakiman, bahkan menyebar luaskan , kesalahan atau aib saudara kita?
Ayat nas di atas kasih dinyatakan *menutupi segala sesuatu*, apa sudah bisa kita lakukan untuk tidak menjual omongan dengan memberikan penghakiman dan menyebarluaskan kesalahan, kekurangan atau aib saudara kita ini? Jika kita tidak bisa melakukannya dimana kasih itu?
Mungkin kabar yang kita terima adalah benar demikian, lalu apakah semakin kita umbar atau kita wartakan kemana-mana? Kalau ya demikian apakah untung yang kita dapat? Ya mungkin kepuasan batin karena luapan amarah kekecewaan bisa disebarluaskan.
Tapi apakah pernah terpikirkan juga dalam hati kita bahwa kita memang lebih baik dan tidak merasa paling suci sebagai orang yang tidak berdosa?
Ingatkah kita akan perumpaan orang Farisi dan pemungut cukai yang sama-sama datang berdoa di hadapan Allah. Apakah kita sebagai pemungut cukai atau orang Farisi. Bukankah semua apa yang diperbuat pada akhirnya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, dan tidak ada satupun yang terlepas atau luput dari pandangan dan hukum Allah.
Demikian juga terhadap kita semua tidak ada satupun diantara kita yang tidak mempunyai salah walau kadarnya memang berbeda. Tapi di hadapan Allah apakah kesalahan yang dianggap kecil atau besar upahnya berbeda? Mari kita ingat apa yang difirmankan dalam
*Roma 6:23 (TB)*
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Pertanyaannya apakah dalam pandangan Allah dibedakan antara dosa kecil dan dosa besar, lalu apakah ada disebutkan upah dosa kecil dan dosa besar?
Yang jelas tentang upah dan hukuman ada di tangan Allah demikian juga kasih dan pengampunan yang berhak memberikan adalah Allah sendiri.
Yang harus diingat bahwa Allah tidak menghendaki kematian seseorang, tetapi yang Allah kehendaki adalah pertobatannya. Dan dalam pertobatan ini manusia gak bisa melihat apakah orang itu sudah sungguh-sungguh melakukan pertobatanya atau tidak, manusia hanya bisa melihat dan menilai sisi luarnya saja, tapi hati yang paling dalam diri manusia tidak ada seorangpun yang tahu kecuali Allah sendiri.
Juga dinyatakan bahwa kasih percaya segala sesuatu, lalu bagaimana aplikasi dalam diri kita, percaya bahwa orang itu telah bertobat, orang itu telah menyadari kesalahannya dan orang itu mau berubah untuk menjadi yang lebih baik, jika pikiran dan hati kita selalu negatif terhadapnya?
Jika pikiran kita sudah dikuasai oleh yang negatif, sebaik apapun yang dilakukan orang tersebut, pasti kita tidak akan percaya, tidak bisa menerima atau bahkan sudah tidak respek sekali.
Oleh karena itu mari kita sadar bahwa kitapun tanpa kasih dan kemurahan Allah, Kita adalah tidak ada bedanya dengan orang yang telah kita anggap bersalah, mengecewakan dan menyakiti hati kita.
*Roma 12:2 (TB)*
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Mari kita renungkan firman Roma 12:2 ini sebagai perwujudan kasih, sehingga kita tahu *apa yang sudah kita lakukan*, baik terhadap orang lain ataupun kepada Tuhan dan yang harus kita ingat tidak ada satupun perbuatan yang dilakukan manusia akan bebas dari upah dan hukum Allah.
Selamat pagi, selamat beraktivitas.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD Autopia Malang*
Wibisono
Komentar
Posting Komentar