41769 Regi : Siapakah kita?

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach 

Kekasih Kristus.

Renungan firman Tuhan pagi ini, diambil dari


*Mazmur 144:3-4 (TB)* 

³Ya TUHAN, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya? 

⁴Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat. 


Tema


*Siapakah kita?*


Mari kita berdoa 


*Bapa yang ku sembah dalam Tuhan Yesus,  ku mohon berkat kasih HU agar aku dapat mengerti ,memahami dan mampu melakukan apa yang menjadi perintah-HU, amin*


Tanpa kita sadari, kadang kita merasa seperti dan melebihi Tuhan yang maha tahu segalanya, termasuk isi hati manusia tidak ada yang tersembunyi di depan mataNya. 

Bagaimana kita tidak seperti Allah? Kita dengan mudah menyatakan orang itu bersalah, kita mudah mengatakan orang itu berdosa dan dengan mudahnya kita menghakimi dari apa yang kita lihat dan yang kita dengar. 


Bahkan dengan bangga dan menyombongkan diri, jika diri kita tidak sama dengan orang lain? Dengan bangganya kita merasa lebih baik,  lebih benar, lebih suci, lebih pandai dari orang lain?

Benarkah demikian keaadan diri kita?

Mari kita lihat dan kita renungkan apa yang dinyatakan dalam


*Roma 3:10, 12 (TB)*  

¹⁰seperti ada tertulis: *Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.*  

¹²Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, *tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.*


Bagaimana jika kehidupan kita ketika di hadapkan dengan firman ini? Masihkah kita merasa lebih baik, lebih benar, lebih suci, lebih pintar dan merasa tidak sama dengan orang lain yang sudah kita nyatakan salah ,berdosa, jahat dan yang lainnya?


Ingat apa yang di firmankan dalam *Mazmur 144 :4*, bahwa hari hari manusia tidak lebih dari hembusan angin saja yang artinya tidak kekal ,yang diibaratkan seperti bayang bayang yang lewat.

Oleh karena itu seharusnya kita sadar dan menyadari siapa diri ini, agar kita dapat menggunakan waktu dan kesempatan yang ada ini supaya dapat hidup seturut firman Allah.


Dinyatakan bahwa semua orang tidak ada yang benar yang berarti kan termasuk diri kita. Kalau kita menyadari bahwa kita juga bukan orang benar, orang suci, apakah Hak kita untuk menghakimi dan menyatakan sesuatu yang bukan hak kita untuk menyatakan orang lain itu salah, berdosa, jahat, penipu dan segala sesuatu yang seharusnya bukan menjadi hak atau porsi kita untuk menjatuhkan vonis. 


Justru seharusnya jika merasa sebagai anak-anak Allah yang katanya percaya kepada Tuhan Yesus harus bertanya dalam diri ini *sudahkah aku hidup seperti Kristus?*

Di mana Kristus yang sudah memberikan teladan untuk mengasihi musuh musuhnya termasuk orang yang sudah menyakiti, orang yang membuat kita, dengan mau hidup berdasarkan firman yang menyatakan 


*Lukas 6:27-28 (TB)*  

Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;

mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.


Dan jika firman di atas ini tidak kita lakukan, apakah masih pantas jika kita menyebut diri kita lebih baik dari orang lain, atau apakah kita masih lebih bersih, lebih suci ,lebih benar dari orang yang kita hakimi?

Jika demikian keberadaan kita, masih pantaskah kita disebut anak-anak Allah? Atau masih layakah kita disebut percaya kepada Yesus sedangkan kita tidak melakukan perintah Nya


*Yohanes 14:12 (TB)*  

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;


Inilah seharusnya kita menyadari siapa diri kita di hadapan Allah,  yang menjadi ukuran dan dasar adalah firman Tuhan,  bukan akal budi atau kehendak hawa nafsu kita. Karena selagi ada waktu dan kesempatan mari kembali kita melihat diri kita berdasar firman supaya kita tidak semakin jatuh dalam dosa dan pencobaan. 


Ingat hari hari manusia seperti bayang-bayang yang lewat,  bertobat,  berdoa dan berjaga jaga adalah suatu keharusan bagi setiap yang mengaku dan yang katanya percaya kepada Tuhan Yesus. Sebab jika waktu yang telah Allah berikan habis sedangkan kita masih dalam dosa, benci, dendam, amarah,  sakit hati, akar pahit, betapa menderitanya kehidupan kita kelak, karena kita akan tinggal bersama Kristus yang kudus.


Selamat pagi, selamat introspeksi diri dan selamat berjuang untuk menyadari siapa diri ini, agar kasih  dan kemurahan Allah menyertai dan memberikan damai sejahtera dalam hidup kita, amin.


*PD Autopia Malang*

Wibisono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR