3172 Rema : Mengubah stigma negatif menjadi positif

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach. 

Renungan malam hari diambil dari


*Filemon 1 : 15 - 16*

Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,

bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.


Tema : 


*Mengubah stigma negatif menjadi positif*



Filemon adalah orang kaya yang terpandang di kota Kolose yang mempunyai banyak budak. Salah satunya adalah Onesimus. Tetapi hubungan antara Filemon dengan Onesimus sempat kurang baik karena ia pergi melarikan diri dan membawa harta milik tuannya itu.  Tentu saja tindakan Onesimus itu sangat merugikan Filemon, sebagai tuan. 

Dalam pelarian dirinya, Tuhan mempertemukannya dengan rasul Paulus di penjara. 

Melalui pelayanan Paulus inilah akhirnya Onesimus menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan kehidupan Onesimus pun mengalami pertobatan. 

Ini merupakan titik balik dari kehidupannya, dimana kasih Tuhan Yesus mengubah kebinasaan menjadi  keselamatan bagi Onesimus. 


Karena itu rasul Paulus meminta Filemon untuk menggapnya bukan lagi sebagai hamba, yang berhak menerima hukuman atas apa yang diperbuatnya, tetapi sebagai saudara kekasih baik secara manusia maupun dalam Tuhan. 


*Filemon 1 : 17*

Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.



Bahkan Paulus meminta Filemon untuk menerima Onesimus seperti ia menerima Paulus. Suatu permintaan yang tidak mudah bagi Filemon, mengingat apa yang diperbuatnya dulu. 

Saudara ini juga gambaran dari diri kita, bagaimana kita masih sering sulit menerima pertobatan orang yang dahulu menyakiti kita atau merugikan kita. Stigma atau label negatif itu masih tetap ada dalam ingatan kita. Jika sesuatu terjadi kepada orang tersebut maka kita sering menghubungkan dengan kesalahan dia yang dahulu. 

Seperti ungkapan " Ya mesti saja itu terjadi, dia dulu khan pernah..... " atau sikap merendahkannya karena kesalahan atau ketidakmampuannya. Apa yang diperbuatnya masih saja serba salah karena masih dipandang dengan sebelah mata, tidak mudah percaya dan selalu menaruh curiga. 


Padahal Tuhan Yesus yang sudah menebus  dosa kita dengan harga lunas dibayar,  tidak pernah mengingat dan memperhitungkan kesalahan dan pelanggaran kita, ketika kita mau bertobat. Bahkan Tuhan Yesus mengangkat kita sebagai anak Allah. Tuhan mengangkat dan meninggikan orang yang lemah dan hina. 


Karena itu marilah kita mempunyai kerendahan hati dan bersikap positif seperti Paulus yang tidak menghakimi dan menyudutkan orang lain seperti Onesimus tetapi dengan sabar membimbing, mengarahkan dan menuntunnya dalam proses pertobatan ke jalan kebenaran. Membuang stigma negatif dan mengganti dengan yang positif karena sama seperti kita dihadapan Tuhan Yesus.


*Efesus 2 : 5*

telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan--


*Efesus 2 : 9*

itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.


Karena keselamatan dan hidup kekal adalah anugerah. Marilah kita mengubah  pikiran atau stigma negatif menjadi positif supaya kita tetap menerima keselamatan, tidak ditolak dan mau dibentuk untuk menerima kesungguhan pertobatan. Itu semua dapat kita lakukan jika kita mempunyai kasih. 


 *Kolose 3 : 14* 

Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.


Kiranya perjuangan kita untuk hidup seturut kehendak Tuhan Yesus dapat berjalan sampai akhir. Roh Kudus yang memampukan. Amin. 


*PD Autopia Malang*

Wita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

1523 Regi: Selamatkan lah waktumu