1549 Regi: Kerjakan Bagianmu dengan Penuh Sukacita
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua ha Mashiach.
Regi hari ini bertemakan:
*Kerjakan Bagianmu dengan Penuh Sukacita*
Beratnya hidup yang diperkenankan TUHAN terjadi pada diri kita beragam bentuknya, bisa berupa ejekan, tuduhan, penolakan, tekanan, bahkan penghinaan hingga penganiayaan.
Pada umumnya respon kita terhadap kondisi di atas adalah terkejut, kemudian kecewa, marah dan akhirnya timbul *pahit hati.*
Sebelum menjadi pimpinan teras di Mesir, Yusuf diperkenankan mengalami hal yang sama sekali tidak pernah diduganya. Saking beratnya, pengakuan para saudaranya mengungkapkan:
“…Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah kita melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya. …”
*Kejadian 42: 21*,
*Yusuf hatinya sesak* menghadapi kelakuan para saudaranya yang sama sekali *tidak mengenal belas kasihan* terhadapnya, setelah ia menceritakan mimpinya bahwa ia akan diangkat menjadi raja di Mesir.
Yusuf pahit hati karena *tidak mengetahui bahwa TUHAN mempunyai rencana yang besar* atasnya, sehingga ia sangat bersungut-sungut pada waktu itu. Namun *iman Yusuf tetap ditujukan kepada TUHAN.*
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
*Ibrani 11: 1.*
Hingga sekalipun Yusuf dimasukkan ke dalam penjara, ia tetap beriman dan tetap berharap kepada TUHAN. *Iman yang teguh membawa dia pada kegenapan akan rencana-Nya:*
“… kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekannya untuk kebaikan, …
*Kejadian 50: 20.*
Sebagai anak-anak Tuhan Yesus, kita sesungguhnya sudah tahu apa yang seharusnya kita lakukan apabila menghadapi masalah seperti di atas, yaitu:
"Bersukacitalah senantiasa.
Tetaplah berdoa.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
*1Tesalonika 5:16-18*
namun daging kita masih menyeret untuk melakukan hal yang keliru, tidak dapat mengucap syukur tapi bersungut-sungut dan kecewa.
Untuk menghindari kesalahan di atas, marilah kita merenungkan apa yang dialami Yusuf, seraya tetap mengatakan kepada jiwa kita: *“Janganlah kehilangan iman dan pengharapan, karena Allah pasti memiliki rencana-Nya yang indah dalam hidup ini.*
Sehingga kita bisa mengucap syukur kepada-Nya, dan pada batas waktu yang ditetapkan-Nya, kita akan mengalami:
“ … Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, … : semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
*1Korintus 2: 9.*
Ingatlah: Bapa Yang Mahakuasa pun mengutus Putra-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus, yang adalah TUHAN, masuk ke dalam perut Maria sembilan bulan lamanya untuk dilahirkan dan tiga puluh tiga tahun lamanya menghadapi berbagai keadaan yang berat di dunia demi menggenapi yang telah difirmankan-Nya:
“… Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu: …”
*Yohanes 13: 15.*
Memang kita tidak dapat meneladani Yesus sepenuhnya, namun kita merupakan bagian tubuh Kristus, yang semisal kita adalah salah satu titik di tangan-Nya.
Maka, berfungsilah sebagai bagian dari tangan Kristus, tanpa bersungut-sungut, menggandeng orang datang lebih dekat kepada-Nya. menikmati kasih-Nya dan bersukacita di dalam-Nya.
Maukah kita?
Jika kita menjalankan bagian kita di dunia ini, maka Kristus akan menggenapi bagian-Nya, yaitu: *mendatangkan damai sejahtera, tidak saja di dunia ini, namun juga kelak di Kerajaan Sorga.*
Selamat beraktifitas,Tuhan Yesus memberkati, Halleluya amin
*PD Autopia Malang*
16052018
_gunawanwibisono_
Regi hari ini bertemakan:
*Kerjakan Bagianmu dengan Penuh Sukacita*
Beratnya hidup yang diperkenankan TUHAN terjadi pada diri kita beragam bentuknya, bisa berupa ejekan, tuduhan, penolakan, tekanan, bahkan penghinaan hingga penganiayaan.
Pada umumnya respon kita terhadap kondisi di atas adalah terkejut, kemudian kecewa, marah dan akhirnya timbul *pahit hati.*
Sebelum menjadi pimpinan teras di Mesir, Yusuf diperkenankan mengalami hal yang sama sekali tidak pernah diduganya. Saking beratnya, pengakuan para saudaranya mengungkapkan:
“…Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah kita melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya. …”
*Kejadian 42: 21*,
*Yusuf hatinya sesak* menghadapi kelakuan para saudaranya yang sama sekali *tidak mengenal belas kasihan* terhadapnya, setelah ia menceritakan mimpinya bahwa ia akan diangkat menjadi raja di Mesir.
Yusuf pahit hati karena *tidak mengetahui bahwa TUHAN mempunyai rencana yang besar* atasnya, sehingga ia sangat bersungut-sungut pada waktu itu. Namun *iman Yusuf tetap ditujukan kepada TUHAN.*
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
*Ibrani 11: 1.*
Hingga sekalipun Yusuf dimasukkan ke dalam penjara, ia tetap beriman dan tetap berharap kepada TUHAN. *Iman yang teguh membawa dia pada kegenapan akan rencana-Nya:*
“… kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekannya untuk kebaikan, …
*Kejadian 50: 20.*
Sebagai anak-anak Tuhan Yesus, kita sesungguhnya sudah tahu apa yang seharusnya kita lakukan apabila menghadapi masalah seperti di atas, yaitu:
"Bersukacitalah senantiasa.
Tetaplah berdoa.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
*1Tesalonika 5:16-18*
namun daging kita masih menyeret untuk melakukan hal yang keliru, tidak dapat mengucap syukur tapi bersungut-sungut dan kecewa.
Untuk menghindari kesalahan di atas, marilah kita merenungkan apa yang dialami Yusuf, seraya tetap mengatakan kepada jiwa kita: *“Janganlah kehilangan iman dan pengharapan, karena Allah pasti memiliki rencana-Nya yang indah dalam hidup ini.*
Sehingga kita bisa mengucap syukur kepada-Nya, dan pada batas waktu yang ditetapkan-Nya, kita akan mengalami:
“ … Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, … : semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
*1Korintus 2: 9.*
Ingatlah: Bapa Yang Mahakuasa pun mengutus Putra-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus, yang adalah TUHAN, masuk ke dalam perut Maria sembilan bulan lamanya untuk dilahirkan dan tiga puluh tiga tahun lamanya menghadapi berbagai keadaan yang berat di dunia demi menggenapi yang telah difirmankan-Nya:
“… Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu: …”
*Yohanes 13: 15.*
Memang kita tidak dapat meneladani Yesus sepenuhnya, namun kita merupakan bagian tubuh Kristus, yang semisal kita adalah salah satu titik di tangan-Nya.
Maka, berfungsilah sebagai bagian dari tangan Kristus, tanpa bersungut-sungut, menggandeng orang datang lebih dekat kepada-Nya. menikmati kasih-Nya dan bersukacita di dalam-Nya.
Maukah kita?
Jika kita menjalankan bagian kita di dunia ini, maka Kristus akan menggenapi bagian-Nya, yaitu: *mendatangkan damai sejahtera, tidak saja di dunia ini, namun juga kelak di Kerajaan Sorga.*
Selamat beraktifitas,Tuhan Yesus memberkati, Halleluya amin
*PD Autopia Malang*
16052018
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar