1150 Rensi: Wujud Penyangkalan Diri

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan siang ini diambil dari:

Matius 16:24 (TB)  Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: *"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.*

Dengan tema:

*WUJUD PENYANGKALAN DIRI*

Kita sudah sejak lama menjadi seorang Kristen dan ikut Persekutuan Doa, seringkali kita mendengar Firman Tuhan bahwa untuk menjadi pengikutNya kita harus bisa menyangkal diri dan memikul salib.

Memikul Salib mungkin dengan mudah kita mencerna artinya, bagaimana pengalaman pribadi Tuhan Yesus yang merupakan contoh nyata dalam memikul Salib, mulai dari lahir sampai dewasa, banyak hal yang tidak enak dialaminya bahkan sampai disiksa dan mati di Salibkan.
Tapi bagaimana WUJUD NYATA PENYANGKALAN DIRI sesungguhnya, itu yang sering kali saya kurang paham bagaimana wujud nyata sesungguhnya.

Beberapa minggu terakhir ini saya mengalami berbagai penderitaan sakit (pendarahan, sesak nafas..). Lalu Saya teringat akan firman Tuhan

Mazmur 107:17 (TB)  *Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka;*

Dan firman inipun disampaikan oleh Pak Wibis saat mengirimkan regi senin 9/10/17.
Dan bukan suatu kebetulan sehari sebelumnya sembari dipijat oleh mas Swi, karena waktu itu saya mengalami sesak lagi untuk yang kesekian kalinya, mas Swi pun ada sedikit bersaksi (yang mengena pada saya) dan juga mengatakan pada saya begini "mbak jangan nyimpen ganjelan dihati,itu harus dibuang dan dilepaskan, karena kalau tidak, maka akan terus-terusan mengalami sesak".

Terngiang-ngiang terus kata-kata mas Swi ini, lha ndilalah besoknya pagi-pagi bu Dwi telp ke mas Swi critanya minta dipijat karena sakit kengsernya kumat, dan bu Dwi menceritakan pada saya bahwa sakit itu sebenarnya karena kesalahannya yang sepele, tapi Tuhan Yesus ternyata tidak berkenan, akhirnya mendapat teguran melalui sakit penyakit, sayapun mengalami hal yang sama.

Lalu saya mulai berfikir dan melakukan introspeksi sembari terus memohon ampun sama Tuhan Yesus, akhirnya Tuhan Yesus mengetuk hati saya untuk melakukan _*olah kasucen*_ dengan orang-orang yang membuat hati ini galau, karena saya masih menyimpan kekecewaan, amarah pada mereka.

Saat itu juga Senin 9/10/17, tanpa berfikir lama-lama, dengan mengerahkan kekuatan penuh ๐Ÿ˜Š berani mengutarakan niat saya pada suami, dengan tujuan supaya suami saya membantu menyembatani proses olah kasucen tersebut, walaupun sesungguhnya waktu itu perasaan berkecamuk, harus membuang ego, malu, perasaan-perasaan bahwa saya tidak salah bla...bla...

Puji Tuhan Yesus, tak tunggu berlama-lama, proses _olah kasucen_ siang itu sudah kami jalani. Ada kelegaan, kelepasan, kedamaian, ploooong rasanya.
Itulah salah satu wujud penyangkalan diri yang sungguh nyata terjadi dalam hidup saya.
Tuhan Yesus tidak berkenan ada sedikit saja krikil dalam hidup kami, makanya Bapa berkenan menyapa Saya pribadi dengan berbagai sakit penyakit.

Kiranya Bapa mengampuni kami dan memampukan kami untuk hidup seturut kehendakNya.

Lukas 11:4 (TB)  *dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."*

Amin

Glory to Jesus....๐Ÿ™๐Ÿป

*PD Autopia Malang*
24102017
Etha Zakaria

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

1523 Regi: Selamatkan lah waktumu