41937 Regi : Sikap iman yang benar dalam ibadah yang benar
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Renungan firman Tuhan pagi ini dengan tema:
*Sikap iman yang benar dalam ibadah yang benar*.
Bacaan firman:
*Yakobus 1:26 (TB)*
Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
Kekasih Kristus yang di berkati Tuhan, berbahagialah kita sebagai umatNya yang hidup dalam tuntunan Nya dan dalam pemeliharaan Nya. Karena kita hidup di dunia tidak sekedar hidup, namun mempunyai tujuan yang sangat berarti yaitu hidup kekal bersama Allah di sorga.
Bagaimana supaya tujuan hidup itu tercapai, yaitu kita harus membangun kedekatan kita kepada Sang pemilik kehidupan ini yaitu Allah.
Keharmonisan, kemesraan bersama Allah terus kita jaga dan kita upayakan supaya hati kita semakin melekat dan mendekat kepadaNya.
Iman yang terawat dan terpelihara akan mendatangkan kesukacitaan damai sejahtera, tangguh dalam menghadapi ujian ujian hidup. Kita bangun cara ibadah dengan benar sesuai dengan aturan aturan Allah.
Bukan aturan yang di buat manusia seperti dalam:
*Matius 15:9 (BIMK)*
Percuma mereka menyembah Aku, sebab peraturan manusia mereka ajarkan seolah-olah itu peraturan Ku.
Hal ini yang perlu kita fahami dan kita mengerti sehingga tidak salah dalam menyikapinya. Jangan sampai hanya melakukan ritual secara fisik, tapi batiniah tidak terjaga dan tidak bersih. Sebab dalam beribadah Allah melihat hati kita yang paling dalam, sikap batin kita, santun kita, ingatlah saudaraku tubuh, jiwa dan roh kita harus benar benar di siapkan, ketika kita menghampiri tahta Allah tidak boleh sembarangan, tidak dengan sambil lalu dan jangan beribadah hanya sebagai formalitas saja.
Kita harus menyembah Allah dalam roh dan kebenaran sebab Allah adalah Roh dan Kudus adanya.
*1 Petrus 1:15-16 (TB)*
tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Masih banyak lagi aturan dan perintah Allah agar kita layak berjumpa dengan Allah, antara lain saat kita hendak menghaturkan persembahan hidup, jangan ada akar pahit, tetapi kita harus benar bebas dari segala hal yang menghalangi kita bertemu dengan Allah, sebagaimana firmanNya dalam
*Matius 5:23-24 (TB)*
Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Memang dalam mengawali untuk beribadah ada aturan untuk bersih bersih secara fisik, tapi yang utama adalah kesiapan hati dan bersih batin kita :
*Keluaran 30:20-21 (TB)*
Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi TUHAN,
haruslah mereka membasuh tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati. Itulah yang harus menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya, bagi dia dan bagi keturunannya turun-temurun.
Menjaga hati, merawat lidah sangat perlu diperhatikan karena melalui lidah yang kecil ini apabila tidak waspada dan tidak hati hati kita akan jatuh dalam dosa, sebab kita tidak menyadari bahwa melalui ucapan bibir kita kadang tidak menjadikan berkat tapi menjadi laknat. Untuk itu marilah kita mengundang Allah secara pribadi dengan kuasa Roh Kudus Nya untuk menjaga lidah kita, kita di filter dengan kuasaNya sebagaimana dalam
*Mazmur 141:3 (TB)*
Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!
Begitu pula ketika kita beribadah di manapun berada baik secara pribadi dan bersama sama, untuk tidak menjadi hakim, dengan melihat kelemahan, kekurangan si pembawa firman. Marilah kita arahkan pandangan mata iman kita hanya kepada Sang Firman, dimana firman itu adalah pedang bermata dua yang dapat mengingatkan menegor kita ataupun yang membawa firman itu, tinggal sekarang apakah kita siap ditegor, diingatkan, dihajar atau kita hanya ingin disayang, dibuai yang akhirnya malah membuat kita lupa diri dan hidup dalam kesombongan. Ingat tegoran yang keras melalui firman itu adalah wujud kasih Allah, karena itu jangan ada hati yang tersinggung :
*Ibrani 4:12-13 (TB)*
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Mari kita pegang teguh janji janji Allah dalam firman Nya, karena firman Allah itulah yang dapat menerangi hati kita, membimbing langkah hidup kita, agar tidak tersandung tidak tersesat dan tidak jatuh.
Mohonlah dan undang Roh Kudus untuk merangil hati kita agar kita layak hidup dalam kasih dan kemurahan Allah.
Selamat pagi, selamat beraktivitas.
Tuhan Yesus memberkati kita, Amin.
*PD.Autopia Malang*
ernawati eliyus.
Komentar
Posting Komentar