41903 Regi : Pengampunan yang tiada batas

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.


Renungan firman pagi ini dengan tema:


*Pengampunan yang tiada batas*.


Bacaan firman: 


*Matius 18:21-22 (TB)* 

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"

Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.


Kekasih Kristus yang di berkati Tuhan.

Firman ini bagi kita semua tidaklah asing, sebagai firman yang menggugah hati kita untuk berani menggemakan pengampunan kepada sesama, yang kenyataanya sulit dilalukan tetapi mudah untuk diucapkan. Bila kita sejujur Petrus, harus kita akui bahwa kita hampir hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengampuni orang lain. Apa lagi harus mengampuni tanpa batas dan sepenuh hati. Padahal kalau kita pikirkan, seandainya Allah memberlakukan keadilan dan bukan kasih, entah bagaimana nasib kita ?  

Bukankah Allah sendiri telah memberikan contoh bahwa Allah telah mengampuni setiap dosa umatNya yang datang meminta pengampunan, peristiwa kalvari hendaknya terpatri didalam kehidupan iman Kristen, bagaimana Allah dengan tulus hati memberikan pengampunan dengan mencurahkan darah dan  mengorbankan nyawaNya untuk kita manusia berdosa.


Dosa kejahatan kita terlalu banyak, tetapi Allah tak pernah menghitung dan memperhitungkan, hingga nyawa Yesus harus di korbankan menggantikan kita, betapa mahal harga pengampunan dosa untuk kita 


*Mazmur 49:8-9 (TB)* Tidak seorang pun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya, 

karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya.


Kekasih Kristus, untuk itu apalah arti kesalahan kecil orang lain kepada kita, apabila di bandingkan dosa salah kita kita terhadap Allah?.

Orang yang sungguh menghayati karya penebusan dosa oleh Yesus Ktistus , wajib meneruskan pengampunan itu kepada sesamaNya. Namun jika jika kita sendiri belum mengalami dan merasakan pengampunan Allah, memang mustahil untuk meneruskan misi pengampunan itu.


Sering kita berpikir melalui iman dunia, mengapa kita harus mengampuni? 

Mengingat sebagai pribadi yang tersakiti, disakiti, dilukai batin kita, maka yang timbul bagaimana kita melakukan pembalasan dengan prinsip,  pembalasan lebih kejam dari perbuatan, atau dengan istilah mata ganti mata, gigi ganti gigi.

Pertanyaan di atas yang sangat penting ini sering kita abaikan, kita sudah salah kaprah  dan menyamakan mengampuni dan memaklumi. Kita mestinya harus mengampuni karena sesungguhnya kita sudah diampuni Allah.

Inilah jawaban tunggal yang mestinya mendasari sebagai kehidupan iman Kristen, sebagai murid Yesus yang dosanya sudah di ampuni.

Memang tidak mudah melakukanya, tetapi marilah datang kepada Roh Kudus dan meminta kuasa dan hikmatNya, supaya kita siap dan sigap serta dimampukan untuk bisa mengampuni.


*Matius 6:14-15 (TB)*  

Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.

Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."


Kita yakin gema pengampunan masih harus terus kita lakukan dan perdengarkan, apalagi zaman sekarang banyak terjadi perpecahan, peperangan dunia, krisis kasih dimana mana.

Namun yang harus diperhatikan dalam lingkup yang kecil yaitu kita mulai  dari keluarga kita masing masing, kita jaga seutuhnya untuk tetap ada  roh pengampunan, roh cinta kasih dan roh kesabaran, agar tercipta suasana damai yang akhirnya menjadi keluarga yang di berkati oleh Allah:*Mazmur 133:1-3*


Gaung pengampunan dan perdamaian harus tetap ada yang tidak akan luntur ditelan zaman karena misi Allah belum tuntas. Kita sebagai Sion Sion baru pewaris Kerajaan sorga, di mana kita juga sebagai anak anak Allah harus ikut ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan seperti perintahNya dalam


*Matius 5:9 (TB)* 

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.


Satu jiwapun sangat berharga dimataNya. Untuk itu gema pengampunan antar sesama, bukan berdasarkan kebaikan, kemurahan hati, kesabaran dan belas kasih kita kepada orang lain. Namun semata mata karena anugerah pengampunan Nya yang telah dinyatakan terlebih dahulu bagi kita.

Sesungguhnya juga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak memaafkan orang lain karena kesalahanya pada kita. Juga tidak dapat dibandingkan dengan dosa salah kita kepada Allah. Jika Allah telah menganugerahkan pengampunan bagi kita, adakah kita berhak menahan pengampunan bagi orang lain yang bersalah kepada kita ??

Ingat akan firman Tuhan:


*Lukas 17:4 (TB)* 

Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.


Hutang kita telah dibayar lunas, masihkah kita menuntut orang lain yang telah memohon pelunasan hutangnya kepada kita?.


Marilah kita berdoa: 

Bapa dengarkanlah doa kami, betapa masih kurangnya kemampuan kami untuk mengampuni sesama. Tolonglah kami ya Roh Kudus...Amin!.


Tuhan Yesus memberkati kita semua.


*PD.Autopia Malang*.

  ernawati eliyus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

1523 Regi: Selamatkan lah waktumu