2179 Rema: HAL KEKUATIRAN
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan malam ini dengan tema
*HAL KEKUATIRAN*
diambil dari
*Mazmur 13: 2a* (TB) Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku dan bersedih hati sepanjang hari?
Saudaraku para kekasih Kristus,
Sebagai manusia kita seringkali dihinggapi rasa kuatir. Ketika anggota keluarga kita belum tiba di rumah tanpa berita, kita cemas dan kuatir. Ketika isi dompet kita menipis, kita pun cemas dan kuatir. Ketika menunggu hasil pemeriksaan dokter, cemas dan kuatir pun melanda. Saat menunggu pengumuman tertentu (kelulusan, kenaikan kelas, atau penerimaan pegawai) pun takurung kita gelisah.
Padahal, mengenai hidup dan kehidupan kita, Tuhan Yesus telah bersabda dengan jelas pada:
*Matius 6: 25, 26* (TB) Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?Pandanglah burung-burung di langit yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Beberapa bulan belakangan ini kondisi ekonomi kami memang pas-pasan. Namun, Tuhan Yesus selalu punya cara untuk menolong kami. Suatu saat kami memerlukan uang, tiba-tiba kami menemukan uang di saku celana yang lama tidak terpakai. Bukan suatu kebetulan, bukan? Lalu, manakala harus menyelesaikan keuangan untuk _service_ laptop, pembayaran pajak kendaraan yang berbarengan, tiba-tiba seorang saudara menghibahkan dana yang cukup untuk melunasinya. Ketika harus membayar dana ujian SIM A, sehari sebelumnya seseorang mentransfer sejumlah uang yang cukup untuk menyelesaikannyaBukankah ini bentuk tanggung jawab Tuhan Yesus yang mengasihi dan tidak menegakan kita?
Bahkan, saat tiga minggu sakit dan tidak ada persiapan bahan pangan pun, Tuhan Yesus mengirimkan hamba-Nya untuk menjenguk dan mengirim bahan pangan yang cukup kami gunakan seminggu. Luar biasa, bukan?
*Matius 6: 34* (TB) Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Kami merasakan dan mengalaminya sendiri sehingga bisa menceritakan betapa ajaib-Nya karya Bapa. Karena itu, saat berada dalam himpitan apa pun Bapa menghendaki agar kita senantiasa mengucap syukur. Bukankah kuatir itu tidak dapat memperpanjang usia?
*Matius 6: 27* (TB) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Nah, mari kita serahkan hidup kita seutuhnya ke tangan pengasihan Bapa, sebab Tuhan Yesus bertanggung jawab penuh sebagaimana memperhatikan bangsa Mesir zaman dulu.
Bapa menaungi mereka dengan tiang awan di saat terik, dan tiang api di dinginnya malam sehingga mereka tetap merasa hangat.
Bukankah Tuhan Yesus tidak menghendaki kita kuatir sebagaimana firman-Nya pada:
*1 Korintus 7: 32a* (TB) Aku ingin supaya kamu hidup tanpa kekuatiran.
Sebab, ketika kita kuatir, takut, cemas, justru hal-hal yang kita kuatirkan, takutkan, dan cemaskan itu yang akan terjadi.
*Ayub 3:25* (TB) Karena yang kutakutkan itulah yang meninmpa aku, dan yang kucemaskan itulah yang mendatangi aku.
Oleh karena itu, marilah kita serahkan kekuatiran kita dalam doa dan ucapan syukur agar Tuhan Yesus yang menangani dengan bijaksana. Ingat tetap mengucap syukur dalam segala hal maka Tuhan Yesus berkarya, sebagaimana pesan-Nya pada
*Filipi 4:6* (TB) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Biarlah kita dimampukan-Nya untuk tidak mengkhawatirkan segala sesuatu. Tuhan Yesus Kristus memberkati, Haleluya amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Renungan malam ini dengan tema
*HAL KEKUATIRAN*
diambil dari
*Mazmur 13: 2a* (TB) Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku dan bersedih hati sepanjang hari?
Saudaraku para kekasih Kristus,
Sebagai manusia kita seringkali dihinggapi rasa kuatir. Ketika anggota keluarga kita belum tiba di rumah tanpa berita, kita cemas dan kuatir. Ketika isi dompet kita menipis, kita pun cemas dan kuatir. Ketika menunggu hasil pemeriksaan dokter, cemas dan kuatir pun melanda. Saat menunggu pengumuman tertentu (kelulusan, kenaikan kelas, atau penerimaan pegawai) pun takurung kita gelisah.
Padahal, mengenai hidup dan kehidupan kita, Tuhan Yesus telah bersabda dengan jelas pada:
*Matius 6: 25, 26* (TB) Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?Pandanglah burung-burung di langit yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Beberapa bulan belakangan ini kondisi ekonomi kami memang pas-pasan. Namun, Tuhan Yesus selalu punya cara untuk menolong kami. Suatu saat kami memerlukan uang, tiba-tiba kami menemukan uang di saku celana yang lama tidak terpakai. Bukan suatu kebetulan, bukan? Lalu, manakala harus menyelesaikan keuangan untuk _service_ laptop, pembayaran pajak kendaraan yang berbarengan, tiba-tiba seorang saudara menghibahkan dana yang cukup untuk melunasinya. Ketika harus membayar dana ujian SIM A, sehari sebelumnya seseorang mentransfer sejumlah uang yang cukup untuk menyelesaikannyaBukankah ini bentuk tanggung jawab Tuhan Yesus yang mengasihi dan tidak menegakan kita?
Bahkan, saat tiga minggu sakit dan tidak ada persiapan bahan pangan pun, Tuhan Yesus mengirimkan hamba-Nya untuk menjenguk dan mengirim bahan pangan yang cukup kami gunakan seminggu. Luar biasa, bukan?
*Matius 6: 34* (TB) Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Kami merasakan dan mengalaminya sendiri sehingga bisa menceritakan betapa ajaib-Nya karya Bapa. Karena itu, saat berada dalam himpitan apa pun Bapa menghendaki agar kita senantiasa mengucap syukur. Bukankah kuatir itu tidak dapat memperpanjang usia?
*Matius 6: 27* (TB) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Nah, mari kita serahkan hidup kita seutuhnya ke tangan pengasihan Bapa, sebab Tuhan Yesus bertanggung jawab penuh sebagaimana memperhatikan bangsa Mesir zaman dulu.
Bapa menaungi mereka dengan tiang awan di saat terik, dan tiang api di dinginnya malam sehingga mereka tetap merasa hangat.
Bukankah Tuhan Yesus tidak menghendaki kita kuatir sebagaimana firman-Nya pada:
*1 Korintus 7: 32a* (TB) Aku ingin supaya kamu hidup tanpa kekuatiran.
Sebab, ketika kita kuatir, takut, cemas, justru hal-hal yang kita kuatirkan, takutkan, dan cemaskan itu yang akan terjadi.
*Ayub 3:25* (TB) Karena yang kutakutkan itulah yang meninmpa aku, dan yang kucemaskan itulah yang mendatangi aku.
Oleh karena itu, marilah kita serahkan kekuatiran kita dalam doa dan ucapan syukur agar Tuhan Yesus yang menangani dengan bijaksana. Ingat tetap mengucap syukur dalam segala hal maka Tuhan Yesus berkarya, sebagaimana pesan-Nya pada
*Filipi 4:6* (TB) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Biarlah kita dimampukan-Nya untuk tidak mengkhawatirkan segala sesuatu. Tuhan Yesus Kristus memberkati, Haleluya amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar