2087 Rema: MELAKUKAN KEHENDAK BAPA

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan malam ini bertema

*MELAKUKAN KEHENDAK BAPA*

Diambil dari

*Wahyu 3:20* (TB)  ”Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara- Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama- sama dengan dia, dan ia bersama- sama dengan Aku.”


Ayat ini akan kita pilah menjadi tiga frasa sebagai berikut:
(1) *Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok* .
Lihat! Pertanyaannya, apakah kita melihat-Nya? Bagaimana kita melihat Allah dengan mata rohani kita? Apakah kita menyadari bahwa Allah berdiri di muka pintu dan mengetuk pintu rumah kita? Secara rohani, dalam hal ini mengetuk hati kita.
Apakah kita menyadarinya? Bukankah kita sering mengabaikan suara Tuhan Yesus?
Misalnya saja, saat hendak ke gereja. Pagi tidak sempat karena suatu alasan dan berencana sore hari. Ternyata sore hari hujan lebat sehingga urung ke gereja!
Bukankah ini bentuk pengabaian suara ajakan-Nya? Padahal Bapa sangat berharap kita datang kepada-Nya untuk beroleh kelegaan! Untuk kepentingan kita, bukan untuk kepentingan Bapa padahal!

*Matius 11:28* (TB) Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu

(2) *jikalau ada orang yang mendengar suara Ku dan membukakan pintu*. 

Sudahkah kita mendengar suara ketukan itu? Sudahkah kita merespon dengan benar suara ketukan di pintu hati kita?

Samuel bergegas menjawab dan menghadap Imam Eli saat Tuhan memanggil walaupun semula dia belum mengenal Tuhan dan mengira Imam Eli yang memanggilnya. Sampai tiga kali Samuel menghadap Imam Eli dan akhirnya Imam Eli pun mengerti bahwa Tuhanlah yang memanggil Samuel.
Maka seharusnyalah kita bergegas merespon panggilan Tuhan sebagaimana Samuel ini 
*1 Samuel 3 :4-10*

Sering melalui karya roh kudus-Nya yang ada di dalam hati kita, suatu saat kita ingin mendoakan atau mengunjungi seseorang yang bayangannya berkelebat di pelupuk mata kita. Apakah kita bergegas merespon dengan benar-benar  _action_   mengunjungi saudara tersebut? Padahal, jika kita melakukannya, seringkali itu sebagai  _signal_  ajaib karya Roh Kudus yang menyatakan bahwa saudara kita membutuhkan topangan doa kita.

Jika kita membukakan pintu hati kita, Bapa berkenan berkarya melalui hidup kita demi kemuliaan nama-Nya yang ajaib. Tinggal apakah kita peka mendengar suara lembut roh kudus tersebut atau kita masih mengabaikan-Nya.

(3) *Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama- sama dengan dia, dan ia bersama- sama dengan Aku*. 

Di atas sudah dikemukakan bila kita mengindahkan suara roh kudus, kita akan melakukan hal besar bersama Bapa.
Dengan datang mengunjungi orang yang bayangannya berkelebat di pelupuk mata tadi, kita mengadakan ibadah bersama. Artinya, kita bersama-sama Bapa menikmati hidangan rohani, yakni firman-Nya yang hidup dan menghidupkan itu. Jika saudara yang kita kunjungi berbeban berat, Bapa pasti akan melepaskan bebannya. Jika yang kita kunjungi mengalami kesedihan dalam penderitaannya, kita pun dipakai-Nya memberikan motivasi dan sugesti kepadanya sehingga kelegaan dari Bapa pun mereka rasakan.

Melihat dan mendengar saja tidaklah cukup! Tetapi  melihat dan mendengar juga bertindaklah yang akan mendapatkan 'hadiah' dari Tuhan.
Yang  melakukan kehendak-Nya inilah yang berbahagia dan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

*Matius 7: 21* (TB) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,  melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga .


Kiranya Bapa, Putra, dan Rohul kudus berkenan membantu kita dan memampukan kita melakukan kehendak-Nya, amin.

*PD Autopia Malang*
Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

1523 Regi: Selamatkan lah waktumu