1748 Regi: MARAH ITU SANGAT MERUGIKAN

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan siang ini bertema

*MARAH ITU SANGAT MERUGIKAN*

Firmannya diambil dari

*Mazmur 37:1, 7-8* (1) Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; (7) Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. (8) Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.


Seorang  dokter menuliskan bahwa di dalam tubuh kita ini bisa terjadi badai  *Symphatetic Storm* ‘badai simpatis’. Badai ini timbul saat seseorang dengan kemarahan memuncak dan akan memicu terjadinya
(1) penyempitan pembuluh darah yang menimbulkan serangan bahkan henti jantung,
(2) peningkatan detak jantung sehingga _plaque_ terlepas mengakibatkan penyumbatan darah menuju otak dan merusak organ tubuh lain, dan
(3) peningkatan tensi yang mencetuskan pendarahan otak dan merusak organ lain  _stroke_.

Jika tidak dikelola dengan baik kemarahan sangat merugikan dan hanya membawa kejahatan. Buktinya, mereka yang marah (gelap mata) sering melakukan hal di luar nalar/kesadaran: menganiaya, melukai, bahkan membunuh. Sedangkan kemarahan pada seorang pendiam lebih membahayakan karena akan meledak ke dalam.
Marah itu sangat merugikan: bukan hanya menyakiti hati (rohani), melainkan juga menyakiti jasmani (organ) diri sendiri. Saat kita marah, patut kena denda, bukan? *Amsal 19:19* Pengobatan itu mahal, belum lagi proses penyembuhan yang memakan waktu!

Tuhan Yesus mengingatkan:

*Amsal 20:3* Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak.

Seseorang  yang membiarkan dirinya marah berarti bodoh. Di antara kita tidak senang disebut bodoh, bukan? Tips mengelola kemarahan: (1) berdiam diri di hadapan TUHAN dan menantikan Dia,
(2) tidak berbuat dosa dan tetap diam,
(3) jangan sampai matahari terbenam. Artinya, jika timbul rasa marah bersegera ambil saat teduh, tidak usah merepet/mengomel, tetapi berdoa. Bahkan, Tuhan Yesus menyarankan lewat pakaryan agar menyiasati rasa marah dengan memuji memuliakan nama-Nya melalui menyanyi/bermazmur.

*Mazmur 4:5* (TB) Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam.

*Efesus 4:26* (TB) Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu.

Trik mengelola rasa marah:
(1) tidak iri hati terhadap orang: fasik, curang, berhasil, menipu, 
(2) tidak bergaul dengan pemarah,
(3) tidak menjawab dengan kata pedas,
(4) tidak cepat berkata-kata (mengomel) apalagi marah, tetapi cepat mendengar, dan
(5) segera mengampuni siapa pun atau apa pun yang membuat kita marah.

*Amsal 24:19* Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik.

*Amsal 22:24* (TB) Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah,

*Amsal 15:1* (TB) Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.

*Yakobus 1:19* (TB) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.

*Matius 6:12* (TB) dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

Kiranya Tuhan Yesus membimbing kita agar kita tidak menjadi pemarah karena marah itu sangat merugikan. Haleluya.

*PD AUTOPIA MALANG*
23082018
Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman