41849 Regi : Kekekalan dalam Hati
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach
Tema Renungan pagi ini:
*Kekekalan dalam Hati*
Nas Alkitab:
*Pengkhotbah 3:11*
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Kekasih-kekasih Kristus, ternyata Bapa, Sang Pencipta, telah menanamkan di dalam hati manusia suatu dambaan akan kehidupan abadi yang berbeda dengan fakta-fakta fana duniawi.
Umat manusia secara pasti akan mengalami kematian, namun terbersit dalam hati mereka akan keinginan kehidupan kekal. Sebagaimana awal penciptaannya, Allah telah mendesain manusia dicipta dan kemudian hidup selamanya.
Terlebih, secara pribadi pada masa kanak-kanak saya diajar oleh salah satu orang tua saya bahwa jika “neraca” antara kebaikan dan dosa condong lebih berat pada sisi dosanya, maka setelah kematian akan ada siksa kubur yang siap menanti. Siksa seperti lidah disetrika, mata dicungkil, kaki harus melewati jalan setajam silet dlsb. Pemahaman lama kami membuat saya amat takut mati, menyadari bahwa tidak mungkin beratnya perbuatan baik saya akan melebihi perbuatan dosa; mengingat sangat sulit menghindari kesalahan dalam hidup sehari-hari. Sehingga sajak Chairil Anwar yang berjudul: *Aku* yang dalam salah satu baitnya terdapat penggalan kalimat: _“… aku ingin hidup seribu tahun lagi.”_ Frasa ini menggambarkan keinginan saya untuk hidup ribuan tahun, bahkan jika mungkin menghindari kematian.
Sekarang kita sadar bahwa kekekalan itu tidak ditujukan pada kehidupan pertama di dunia ini, namun kehidupan kedua bersama Bapa di sorga. Sejalan dengan hal itu, kita menyadari pula bahwa tidak ada kesenangan di dunia ini yang pernah memberikan kepuasan sepenuhnya. Apapun bentuknya! Masalahnya, di bawah alam sadarnya, manusia berusaha melakukan berbagai cara agar bisa terus eksis di dalam dunia ini, bukan di dunia yang akan datang.
Rasul Paulus mengajarkan tentang kehidupan berfokus pada kekekalan seperti firman di
*2 Korintus 4: 16-18*
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun *manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.* Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Para kekasih Kristus, marilah kita lebih mengarahkan hati kita untuk yang tak kelihatan yang adalah kekal, yaitu kehidupan setelah kematian di dunia ini yang telah dianugerahkan kepada kita oleh Tuhan kita Yesus Kristus yang melalui pergaulan erat dengan Dia, manusia batiniah kita akan diperbaharui dari sehari ke sehari. Selanjutnya, kekekalan hidup bersama-Nya akan kita nikmati. Haleluya!
Selamat pagi dan selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD Autopia – Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar