41850 Regi : Bagaimana sikap kita, terhadap orang yang kita anggap salah dan berdosa

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach 

Kekasih Kristus.

Renungan firman Tuhan pagi ini, diambil dari


*Yohanes 8:7-11*


Nas


*Yohanes 8:11 (TB)*

Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."


Tema 


*Bagaimana sikap kita, terhadap orang yang kita anggap salah dan berdosa*


Mari kita berdoa 


*Bapa yang aku sembah dalam Tuhan Yesus, ku mohon berikanlah belas kasih HU agar aku dapat Bapa mampukan untuk mengerti, memahami dan melakukannya, amin*


Apa yang kita pahami dalam firman Allah dalam Injil Yohanes di atas, tentunya sudah sewajarnya menurut akal budi kita jika ada orang yang kedapatan berzinah, tentunya kita akan menghukum orang itu, baik mungkin kita siksa, kita hajar,  kita kucilkan, kita hakimi,  kita viralkan dan segala sesuatu yang menurut kita bisa membuat orang tersebut jera dan mungkin malu agar ia sadar dan tidak mengulanginya, itulah cara pikir orang-orang dunia, yang tidak memiliki kasih. 

Bahkan dalam hukum Taurat orang yang kedapatan berzinah baik laki-laki atau perempuan harus dihukum mati seperti yang tertulis dalam


*Imamat 20:10 (TB)*  

Bila seorang laki-laki berzinah dengan isteri orang lain, yakni berzinah dengan isteri sesamanya manusia, pastilah keduanya dihukum mati, baik laki-laki maupun perempuan yang berzinah itu. 


Kebanyakan dari kita juga pasti akan melakukan seperti itu untuk memberi hukuman kepada orang yang kedapatan berzinah atau melakukan perbuatan dosa lainnya,  tetapi hal ini bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus seperti FirmanNya dalam


*Yohanes 8:7b (TB)*]

"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."


Kenapa jawaban yang Tuhan Yesus seperti dalam ayat di atas, hal ini kadang kita lupakan siapa diri kita karena kita hanya melihat kesalahan atau dosa orang lain, dan kita tidak melihat siapa sebenarnya diri kita sendiri dan juga kita merasa benar dibanding dengan orang yang tertangkap basah atau kita nilai ia telah berbuat dosa atau melakukan kesalahan dan pelanggaran. Kita lupa dengan yang telah Tuhan Yesus firmankan dalam


*Mazmur 14:2-3 (TB)* 

TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. 

*Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.*


Jika demikian siapakah kita, apakah kita ada bedanya dengan orang yang kita pandang atau kita anggap telah melakukan kesalahan dan pelanggaran atau perbuatan dosa menurut kaca mata kita?

Firman Tuhan menyatakan seorang pun tidak ada yang berbuat baik, dan telah menyeleweng artinya juga semua orang , termasuk diri kita pun telah melakukan kesalahan, pelanggaran atau perbuatan dosa.


Jika demikian apakah kita juga akan menghukum orang yang kedapatan salah dan melakukan pelanggaran, sedangkan kita juga salah dan berdosa dalam pandangan Allah? 

Ingat kenapa Tuhan Yesus juga tidak menghukum perempuan yang berzinah tadi, malah berkata *pergilah dan jangan berbuat dosa lagi*.


Artinya kita harus memahami apa maksud Tuhan Yesus dengan berkata demikian, yaitu bahwa Tuhan Yesus memberikan kesempatan agar perempuan itu bertobat, agar orang yang berdosa itu tidak berbuat dosa lagi, hal ini adalah sesuai dengan firman Tuhan, bahwa Allah kita ini tidak menginginkan kematian orang fasik atau orang yang berbuat dosa, tetapi Tuhan Yesus menghendaki pertobatanya agar orang berdosa ini tetap hidup sebagaimana firmanNya dalam


*Yehezkiel 18:23 (TB)*  

Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup? 


Dengan demikian kita sebagai anak anak Allah, sudah seharusnya meneladani apa yang telah Tuhan Yesus teladankan, artinya kita juga harus mau mengampuni orang yang kita anggap salah, dan memberikan kesempatan agar orang tersebut bertobat dari tingkah langkahnya yang jahat dan salah itu.

Jika hal ini tidak kita lakukan apakah kita merasa lebih baik dan lebih tinggi dari Tuhan Yesus, atau apakah Hak kita untuk menghakimi seseorang yang kita anggap berbuat salah dan melakukan pelanggaran?


Karena itu kita juga harus ingat apa yang difirmankan Tuhan Yesus bahwa jika kita tidak mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita maka Tuhan Yesus juga tidak akan mengampuni kita, demikian juga bagaimana dengan Doa Bapa Kami yang sering kita ucapkan,  apakah itu ucapan doa yang tulus atau hanya hapalan dan merupakan rutinitas saja?

Jika demikian apakah kita tidak menipu diri kita sendiri,  karena itu marilah kita renungkan kembali apa yang telah kita perbuat.


Apakah yang harus kita lakukan dan bagaimana sikap kita, terhadap orang yang kita anggap salah dan berdosa? Haruskah orang itu kita hakimi dan kita hukum atau justru sebaliknya kita melakukan apa yang telah Tuhan Yesus teladankan yaitu memberi pengampunan dan kesempatan agar orang tersebut bertobat? 

Semua adalah pilihan yang harus kita lakukan dan setiap keputusan akan membawa konsekuensi upahnya masing masing.


Selamat pagi, selamat beraktivitas Tuhan Yesus memberkati, amin.


*PD Autopia Malang*

Wibisono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR