41588 Regi : Menipu Allah dan diri sendiri
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach
Kekasih Kristus.
Renungan firman Tuhan pagi ini, diambil dari
*Maleakhi 3:8 (TB)*
Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
Tema
*Menipu Allah dan diri sendiri*
Mari kita berdoa
*Tuhan Yesus ku mohon belas kasih HU curahkanlah roh hikmat kebijaksanaan agar aku dapat mengerti, memahami dan mampu melakukan apa yang menjadi kehendak HU, amin*
Sebagai manusia sering tanpa kita sadari apa yang kita lakukan telah melukai hati Tuhan dan juga sesama kita, baik melalui tingkah laku kita atau perkataan yang telah kita lakukan.
Betapa sering kita sudah melakukan olah kasucen yaitu saling mohon maaf, mohon ampun akan segala kesalahan dan kekurangan yang telah kita lakukan terhadap saudara kita utamanya dalam persekutuan. Namun pada kenyataannya kita hanya melakukan hanya secara seremonial saja, tidak dilakukan dengan sepenuh hati, terbukti masih ada akar pahit atau ganjalan bahkan belum bisa menghapus atau menghilangkan kesalahan sesama kita.
Sebagai anak-anak Allah yang sudah sering mendengar, mengerti bahkan menghafal akan firman Allah, ternyata itu semua hanya di luar saja, namun kenyataannya pada praktek dan perwujudannya adalah semu, dengan demikian apakah kita tidak menipu Allah dan diri kita sendiri? Apa yang kita persembahan kepada Allah hanya lamis manis di bibir saja, namun dalam hati masih ada batu sandungan yang tidak mampu kita kubur dalam dalam, tetapi dengan olah kasucen justru seolah olah dijadikan pupuk agar semakin tumbuh subur. Bukankah kita tahu firman Allah yang mengatakan bahwa
Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
*Galatia 6:7 (TB)*
Mungkin karena upah dari kemunafikan belum kita dapat sehingga kita menganggap remeh dan menganggap enteng dengan apa yang kita lakukan dan berpikir apa yang kita lakukan sudah benar dan sesuai dengan kehendak Allah, karena kita aman aman saja tidak merasakan sesuatu yang berat dalam hidup kita. Ingat saudaraku apa yang difirmankan dalam
*2 Petrus 3:9 (TB)*
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
Jadi sangat jelas firman Tuhan ini, namun apakah mata hati kita mampu membaca dan merenungkan apa kehendak Tuhan dalam hidup kita?
Ingat waktu dan kesempatan kita sangat terbatas, jika kita salah menggunakannya pasti kita akan menyesal.
Sebenarnya sudah sering kita ditegur Allah melalui firmanNya, tetapi karena kebebalan hati dan karena kita merasa benar sendiri sehingga kita dapat memahami dan mengerti apa kehendak Tuhan dalam hidup kita. Yang pada akhirnya kita juga tidak sadar bahwa kita sudah menipu Allah dan diri kita sendiri, karena itu selagi ada kesempatan marilah kita sadar diri untuk melakukan apa yang benar, yang mulia , yang kudus dan yang berkenan kepada Allah agar ancaman malapetaka yang sudah Tuhan siapkan tidak terjadi dalam hidup kita.
Mari kita ingat kembali apa yang difirmankan dalam
*Matius 6:14-15 (TB)*
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Semua pilihan ada dalam diri kita masing masing, mau dilakukan atau tidak semua ada upahnya dan yang jelas Tuhan tidak akan pernah salah memberikan upah kepada setiap orang atas apa yang sudah dilakukannya, karena itu betapa pentingnya jika kita mau introspeksi diri kita melalui apa yang sudah kita persembahkan kepada Allah, apakah kita masih menipu Allah dan sesama kita karena ketidak tulusan kita untuk mengampuni saudara kita, atau justru kita sudah persembahkan kepada Allah persembahan yang tulus dan murni dari lubuk hati kita yang terdalam?
Mari kita undang Roh Kudus untuk memimpin kita kepada pertobatan yang sesungguhnya, pertobatan yang didasari kasih bukan amarah atau emosi, agar kita layak di hadapan Allah dan kita bukan menjadi penipu ulung yang mampu menipu Allah dan sesama kita.
Selamat pagi, selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati kita amin.
*PD Autopia Malang*
Wibisono
Komentar
Posting Komentar