41578 Regi : PERJUANGAN DEMI KEBERLANGSUNGAN HIDUP

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.


Para kekasih Kristus, renungan pagi ini diberi judul:


*PERJUANGAN DEMI KEBERLANGSUNGAN HIDUP*


Didasari oleh firman Tuhan yang diambil dari:


*Injil Matius1:20*     

Tetapi ketika ia mempertimbang kan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.


Injil hari ini menampilkan  sosok seorang ayah yang tinggal di Nasaret,*Yusuf* namanya. 

   

Yusuf adalah pribadi yang tidak banyak berkata-kata, ia tampil sebagai tokoh yang banyak diam. Demikian juga dalam hal penghormatan ataupun gelar yang diberikan kepadanya lebih sedikit dibanding dengan yang diberikan kepada Maria. Namun demikian Yusuf diteladani sebagai seorang bapak keluarga yang ber tanggungjawab, utamanya dalam menjalankan peran  sebagai suami dan kepala keluarga. 

Para suami hendaknya dengan tulus mencintai isteri dan anak-anaknya seperti yang telah dilakukan oleh Yusuf terhadap Maria dan Yesus.

Cinta yang tulus pastilah terpancar dalam sikap hidup yang mau menerima kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri isterinya, sikap hidup yang tidak akan mau  mempermalukan pasangan hidupnya, sikap hidup yang senantiasa menghindarkan diri dari segala perbuatan yang membuat isteri atau keluarga menjadi malu atau menderita. 

Suami yang baik tentunya juga memiliki karakter seperti Yusuf, selalu bersedia dan mau bertanggungjawab penuh atas kelangsungan hidup keluarga, yaitu hidup jasmani dan hidup iman keluarga. 

Yusuf dengan penuh kasih memelihara hidup  *Maria dan Yesus* bahkan Yusuf sangat bertanggung jawab atas kelangsungan hidup keluarganya.


Sebagai insan Kristiani, kita harus berani memperluas tanggungjawab penuh atas keberlangsungan hidup keluarga menjadi tanggungjawab sosial. Kita menjadi pribadi-pribadi yang merasa tidak nyaman, jika melihat sesama kita hidup menderita. Kita berupaya ikut bertanggungjawab atas hidup sesama kita, baik itu hidup iman dan hidup jasmani sesama kita.


Tanggungjawab itu diwujudkan dengan rela hati mau berbagi berkat dan sukacita dengan sesama kita. Mari kita sadari bahwa penderitaan dan kemiskinan bisa membuat iman seseorang menjadi lemah.

Perbuatan kasih yang kita lakukan dengan tulus, tidak minta pujian, akan membuka pikiran mereka yang kita bantu, bahwa *Allah itu baik*.

Dengan demikian  secara tidak langsung kita ikut meneguhkan dan  memelihara iman mereka masing-masing kepada Allah.


Pertanyaan untuk diri kita sendiri, beranikah atau relakah kita berbagi berkat bagi saudara-saudara  yang menderita? 


Marilah berdoa:

   

Allah Bapa kami, sumber segala berkat, berilah kami keberanian untuk berbagi berkat kepada sesama kami yang menderita. Dengan demikian keberlangsungan hidup dan iman mereka tetap terjaga. A m i n .


*PD Autopia Malang*

*Susi Indung*.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR