41586 Regi : Hidup bijaksana dengan tidak menghakimi orang lain tetapi mengoreksi diri sendiri

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach. Saudara kekasih Kristus firman renungan pagi ini diambil dari: 


*Roma 2:1 (TB)*  

Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.


Tema : 


*Hidup bijaksana dengan tidak menghakimi orang lain tetapi mengoreksi diri sendiri* 


Dalam suatu kutipan bijak, Don Shula, seorang mantan pelatih sepakbola profesional Amerika,  mengatakan “The superior man blames himself. The inferior man blames others.” Artinya, orang yang superior menyalahkan dirinya. Orang yang inferior menyalahkan orang lain.

Orang superior adalah orang yang sanggup melihat kesalahan atau kelemahan yang dimilikinya. Sedangkan orang inferior menyalahkan orang lain atas apa yang  terjadi. Padahal tidak seorangpun terbebas dari kesalahan atau dosa, saat ia menghakimi orang lain. Firman Tuhan Yesus mendidik dan mengajar kita untuk terlebih dahulu mengoreksi diri, seperti firmanNya di : 


*Galatia 6:4 (TB* )  

Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.


Mari melihat perbuatan dan pelayanan kita masing masing. Apakah sudah benar dan layak ? Apakah kasih Kristus atau kemuliaan diri sendiri yang menjadi tujuan kita ? Ini adalah beberapa pertanyaan yang menjadi bahan untuk menguji perbuatan dan pelayanan kita. Sebab hanya Tuhan Yesus, hakim Agung, yang layak menghakimi umatNya. 


*Ibrani 10:30 (TB)*  

Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya."  


Karena itu sudah seharusnya kita serahkan segalanya kepada Tuhan Yesus. Tugas dan tanggung jawab kita adalah mengoreksi diri, bertobat dan berubah untuk hidup lebih baik yang dapat berbuah lebat bagi kemuliaanNya. 


*Matius 3:8 (TB)*  

Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. 


Saat ini Tuhan sedang menanti dan melihat buah dari setiap pertobatan kita. Apakah waktu dan kesempatan hidup yang ada menjadikan kita manusia bijaksana dengan mengenakan manusia baru atau masih memakai manusia lama yang semakin sulit untuk berubah ? 

Apa yang menjadi tolak ukur ? 

Yang dapat menjadi tolak ukur dan nyata dapat dirasakan adalah penilaian dari orang lain. Seperti contohnya : ada yang mengatakan "bapak / ibu sudah berubah sekarang lebih sabar, lebih rendah hati, ramah....". Berarti sudah mulai berubah. Tetapi kalau orang lain mengatakan, " wes pancet ae, ya begitulah, seperti biasa... " Berarti kita tetap mengenakan manusia lama kita. 


Kiranya Roh Kudus memampukan untuk hidup bijaksana dengan tidak menghakimi sesama, tetapi hidup dalam pertobatan yang menghasilkan buah yang baik, benar, kudus dan mulia, untuk menyenangkan hati Tuhan. 

Selamat berjuang dan selamat beraktifitas. Tuhan Yesus memberkati. Amin .


 *PD Autopia Malang* 

 *Wita*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR