41583 Regi : Hati manusia mencerminkan kepribadian manusia itu sendiri

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.


Berkat renungan firman pagi ini berjudul:


*Hati manusia mencerminkan kepribadian manusia itu sendiri*.


Bacaan firman:


*Amsal 27:19 (VMD)* 

Seperti seorang melihat permukaan air dapat melihat wajahnya, demikianlah hati orang dapat mencerminkan kepribadiannya.


Para kekasih Kristus, bila dirasakan manusia itu tidak mengerti akan prilaku dan tabiatnya sendiri.

Untuk itu perlu pengenalan diri kita sendiri yang bisa digambarkan seperti seorang melihat wajahnya di air, setelah ia pergi ia lupa akan wajahnya.

Begitu pula dengan cerminan hati manusia yang mengungkapkan siapa manusia sendiri.

Maka biarlah manusia itu memeriksa hati nuraninya sendiri, perasaan dan niat niat nya sendiri atau apapun yang ada dalam hatinya. Dan dengan kesadaranya sendiri manusia akan menjadi sadar siapakah dirinya dan bagaimana tabiatnya yang sebenarnya, yang nantinya juga di ketahui oleh orang lain.


Ingat Hati yang rusak menampakkan citra duniawi dan hati yang di kuduskan menampakkan citra surgawi.

Sebab Allah Maha mengetahui apa yang ada dalam hati manusia sekaligus Allah mengetahui apa yang dipikirkan manusia.:


*Mazmur 33:13 (FAYH)*

Dari tempat kediaman-Nya di surga, Allah memandang kepada manusia. Ia telah membentuk hati mereka dan dengan teliti Ia memperhatikan segala sesuatu yang mereka lakukan.


Lebih dipertegas oleh Allah sendiri dalam sabdaNya:


*Kejadian 6:5 (FAYH)* 

Ketika TUHAN Allah melihat betapa meluasnya kejahatan manusia, dan bahwa niat hati dan pikiran mereka selalu cenderung kepada kejahatan.


Pandai bersikap dan membawa diri adalah kunci penting dalam menjalin persaudaraan, persahabatan di manapun berada dengan orang lain, sesaudara sepelayanan atau dalam aktivitas apapapun, karena kita tidak hidup sendirian. Kita tidak bisa seenaknya membawa kebiasaan dan karakter di tengah tengah orang lain, walaupun menganggapnya itu baik. Sebab belum tentu orang lain bisa menerimanya, seharusnya mau memahami perasaan orang lain dan menghormati, untuk itu sebelum bicara *harus di nalar dahulu* yang artinya berpikir dahulu sebelum disampaikan,  juga apa akibatnya nanti.


Berbahagialah kita semua sebagai anak anakNya yang peka akan suara Allah, suara Roh Kudus yang terus bergaung di dalam hati, yang merupakan kendali buat kita.

Buah kebaikan yang menilai Allah sendiri, juga orang lain yang memujinya, bukan diri sendiri dengan angkuh dan sombongnya, mari kita renungkan firman Allah yang tertera dalam kitab:


*Amsal 27:1-2 (TB)* 

Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu. 

Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri.


Allah menghendaki para umatNya hidup dalam kerendahan hati, disertai takut dan hormat kepada Allah.


*Amsal 28:14 (TB)*  

Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka. 


Saudaraku marilah kita berhati hati dan waspada dari segala yang kita ucapkan agar tidak sembrono , apalagi yang berhubungan dengan firman Allah dan dengan segala hikmatNya.

Karena kesemuanya ada  pertanggungjawaban di hadapan Allah dan kita juga akan menanti upahnya, maka janganlah merasa aman aman saja, sehingga kesombongan hati akan membelenggunya:


*Yesaya 47:10 (VMD)* 

Engkau melakukan yang jahat, tetapi engkau masih merasa aman. Engkau mengatakan kepada dirimu sendiri, ‘Tidak ada orang melihat perlakuanku yang salah.’ Engkau menganggap bahwa hikmat dan pengetahuanmu akan menyelamatkanmu. Engkau mengatakan kepada dirimu sendiri, ‘Akulah saja yang penting, tidak ada orang lain seperti aku.


Marilah dalam hidup ini senantiasa mengundang kuasa Roh Kudus untuk menjaga hati kita, sehingga kedamaianlah yang kita nikmati.


Selamat pagi dan beraktivitas,Tuhan Yesus memberkati, Amin.


*PD.Autopia Malang*

  ernawati eliyus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR