41825 Regi : MEMBERIKAN DIRI UNTUK TUHAN
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Tema renungan pagi ini:
*MEMBERIKAN DIRI UNTUK TUHAN*
Firman Allah diambil dari:
*Lukas 12:35-38 (TB)* "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
Nas:
*Lukas 12:35*
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
Selamat pagi, saudaraku terkasih dalam Yesus Kristus, *"memberi tidak akan pernah sia-sia; memberi justru membahagiakan diri"*
Pewartaan Injil pada hari ini menampilkan Yesus Sang Guru Kehidupan mengajar para muridNya dengan bahasa kiasan. Ia menegaskan sikap seorang hamba ialah siap mengabdi dan memberikan diri kepada tuannya dengan pinggang terikat dan pelitanya tetap menyala.
Artinya Setiap orang percaya diminta untuk siaga secara rohani setiap saat dan menantikan kedatangan Tuhan.
Sikap hamba yang demikian telah dilakukan oleh Yesus dengan sempurna dalam menjalankan tugas dari Allah Bapa, sampai Kristus mati di kayu salib
Sikap tersebut juga telah dinubuatkan oleh Pemazmur dengan mengatakan:
*Mazmur 40:9 (TB)*
:aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."
Sikap tersebut telah dilakukan secara paripurna oleh Yesus Sang Guru Kehidupan dan Juru Selamat yang mendatangkan kasih karunia yang berlimpah-limpah bagi orang yang berdosa dan keselamatan bagi seluruh dunia.
Kini kembali kepada kita dalam memaknai pewartaan sabda pada hari ini, apakah kita bersedia menjadi hamba yang berdaya guna, berdaya pikat, dan menjadi berkat dalam tugas dan tanggung jawab perutusan kita masing-masing?
Untuk melanjutkan refleksi pemaknaan tersebut saya ingat ada ungkapan Jawa: *_Urip iku Urup_*, Hidup itu Nyala. Laksana lampu, dikatakan hidup jika menyala.
Ungkapan itu memiliki makna bahwa hidup itu hendaknya dapat memberi manfaat bagi orang lain.
Untuk itu kita yang mewartakan Sabda Kristus itu harus bisa menjadi pribadi yang bisa diteladani oleh orang lain.
Oleh karena itu hendaknya hidup kita mempunyai nilai manfaat yang selalu memberi cahaya/terang bagi orang lain supaya siap siaga dan memberi diri dalam tugas perutusan masing-masing.
Selamat beraktivitas pada hari ini,utamanya untuk kemuliaan Allah Bapa.
Sembah, puji dan syukur hanya bagiHu, Bapa dan Putera dan Roh Kudus, hari ini dan untuk selama-lamanya.
A m i n .
*PD Autopia Malang*
Susi Indung.
Komentar
Posting Komentar