41821 Regi : Di butuhkan suatu tindakan nyata
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Renungan firman pagi ini dengan tema :
*Di butuhkan suatu tindakan nyata*.
Nas firman dari
*Matius 26:33 (TB)*
Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.
Kekasih Kristus yang di berkati Tuhan, peristiwa penyangkalan diri Petrus terhadap TuhanYesus mengingatkan kita tentang Paskah yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan iman Kristen.
Masa-masa penderitaan Yesus sudah mendekati detik-detik penggenapan. Namun ketika Yesus menginformasikan kepada para murid, bahwa saat penderitaan Nya tiba, mereka tergoncang imanya
*Matius 26:31 (TB)*
Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.
Petrus yang mewakili para murid dengan kesombongannya menyanggah hal tersebut (ayat 33).
Nampaknya para murid pun tidak memahami akan kedahsyatan peristiwa yang akan menggoncangkan iman mereka. Menanggapi pernyataan Petrus, Yesus memperingatkan bahwa Petrus yang merasa kuat justru yang akan menyangkal Yesus.
*Matius 26:34 (TB)*
Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
Namun Petrus dengan beraninya menyatakan kepada Yesus bak pahlawan kesiangan, seperti pada
*Matius 26:35 (TB)*
Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.
Saudaraku kekasih Kristus, demikian juga iman kita yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pribadi Petrus.
Yang awalnya dalam kehidupan ini mempunyai sebuah komitmen yang kuat, tentang janji iman sebagai pengikut Kristus, tetapi ketika hidup ini di perhadapkan dengan sesuatu yang berat seperti dalam Ayub pasal 7, apakah iman kita masih kuat, apakah iman kita tidak goyah?
Mari kita ambil hikmahnya dari peristiwa Petrus, agar kita berhati- hati sebelum mengucapkan sederet janji kesetiaan iman kepada Tuhan Yesus, untuk koreksi lebih dulu, sudahkah kita siap dan kuat , bila terjadi sesuatu yang berhubungan dengan iman kita sebagai pengikut Kristus. Apakah kita siap untuk mempertaruhkan nyawa, harta, jabatan dan waktu kita untuk kepentingan Tuhan atau kita lebih memilih kepentingan duniawi untuk kepuasan hawa nafsu kita?
Ini adalah suatu pilihan dan keputusan yang harus kita pilih.
Sebab pencobaan iman dalam kehidupan ini pasti terjadi dalam setiap aspek kehidupan, karena itu janganlah ada kelicikan hati yang membuat kita jatuh terperosok:
*Yeremia 17:9-10 (TB)*
Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.
Mari kita meneladani apa yang telah Yesus berikan kepada kita, dan jangan mencari alasan untuk mengelak dari panggilan memikul salib, demi kemuliaan Kristus agar banyak jiwa yang diselamatkan.
Setia sebagai cermin kasih, sikap Yesus sungguh patut kita contoh dengan tindakan nyata dalam perwujudan kasih, walaupun itu berat. Keteladanan-Nya menjadi kekuatan kita dan ketaatan kita kepada Nya dalam keadaan suka dan duka, agar kita tetap bisa menjadi saksiNya di tengah tengah dunia ini.
Dalam menjalani sisa kehidupan ini hendaknya senantiasa ada permohonan iman seperti dalam
*Mazmur 119:116-117 (TB)*
Topanglah aku sesuai dengan janji-Mu, supaya aku hidup, dan janganlah membuat aku malu dalam pengharapanku.
Sokonglah aku, supaya aku selamat; aku hendak bersukacita dalam ketetapan-ketetapan-Mu senantiasa.
Saudaraku, kita harus hidup dalam pengharapan, sebab
Yesus yang mati adalah Yesus yang hidup dan bangkit, Yesus yang dikalahkan adalah Pemenang.
Selamat bekerja dan beraktivitas.
Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD.Autopia Malang*.
ernawati eliyus.
Komentar
Posting Komentar