41803 Regi : Ditanggung sendiri
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach
Kekasih Kristus.
Renungan firman Tuhan pagi ini, diambil dari
*Yehezkiel 18:20 (TB)*
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.
Tema.
*Ditanggung sendiri*
Mari kita berdoa
*Tuhan ku Yesus, ku mohon berikanlah roh hikmat bijaksana agar aku dapat mengerti, memahami dan mampu melakukan apa yang menjadi kehendak HU, amin*
Setiap orang pasti mempunyai kesalahan atau pernah melakukan perbuatan dosa di hadapan Allah. Dan kita ketahui bersama tidak satupun diantara kita ini yang benar atau kudus di hadapan Allah, namun tidak jarang di antara kita yang merasa dirinya paling baik, paling benar, tidak pernah melakukan kesalahan seperti orang lain, sehingga tanpa sadar atau mungkin juga disadari dengan mudahnya untuk menghakimi orang lain.
Firman Tuhan di atas sangat jelas, upah dari setiap kesalahan atau perbuatan dosa seseorang, ya orang itu sendiri yang akan menerimanya, bukan orang lain bahkan dengan jelas bukan ayahnya kalau anaknya yang berbuat dosa, juga bukan anaknya jika yang berbuat dosa adalah ayahnya.
Jika demikian mengapa kadang kadang kita yang repot ,bingung untuk menjatuhkan penghakiman?
Ingat penghakiman dan penghukuman adalah otoritas Allah, bukan ada pada kita, karena kita adalah sama dengan orang lain yang kita anggap salah atau melakukan kejahatan. Sebab kita juga sama-sama orang berdosa , yang pernah melakukan perbuatan dosa walau yang kita lakukan tidak sama dengan mereka yang kita anggap telah melakukan kejahatan dan perbuatan dosa.
Allah yang Maha kasih saja tidak akan melakukan yang lebih dari pada yang kita pikirkan, tetapi Allah justru menaruh belas kasih dan memberikan kesempatan kepada orang-orang yang telah melakukan perbuatan dosa supaya mereka tidak mati binasa, tetapi supaya mereka hidup, sebagaimana yang difirmankan dalam
*Yehezkiel 18:21-23 (TB)*
Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.
Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?
Sungguh sangat luar biasa begitu besar kasih Allah kepada semua manusia, ketika orang yang melakukan kejahatan dan dosa, ia datang kepada Allah, berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, mau melakukan kebenaran dan keadilan, orang itu akan hidup dan Allah tidak mengingat ingat, tidak menghitung hitung lagi kesalahan orang tersebut.
Tetapi bagaimana dengan kita, ketika saudara kita yang kita anggap melakukan kejahatan, melakukan perbuatan yang menyakiti hati kita, ketika orang tersebut datang kepada kita mengakui kesalahannya, meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya, apakah kita dengan tulus memberikan pengampunan dan tidak mengingat ingat atas kesalahan yang telah dilakukannya, atau justru dengan tinggi hati kita menghakimi, tidak memaafkan dan terus mengingat kesalahannya?
Ingatlah walau tanpa kita hakimi, sesuai dengan nas Alkitab di atas, orang yang melakukan kesalahan, kejahatan atau perbuatan dosa, sekali kali Allah tidak membebaskan dari hukuman yang telah IA siapkan, sampai orang tersebut benar-benar bertobat, benar-benar hidup dalam kebenaran dan keadilan serta ada penyesalan dengan kesungguhan hati. Demikian juga inilah yang harus kita pegang seperti yang telah difirmankan dalam
*Galatia 6:7 (TB)*
Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
Jika demikian apakah kita akan luput dari apa yang kita lakukan? Jawabannya tidak, karena setiap apa yang kita perbuat, apa yang kita tabur, pada akhirnya kita pun yang akan menuai hasil dari perbuatan atau apapun yang kita tabur.
Karena itu marilah kita serahkan semua pergumulan hidup kita kepada Tuhan Yesus, yakinlah Tuhan Yesus tidak akan pernah salah memberikan upah, dari setiap apa yang kita lakukan.
Ingat tidak ada satupun manusia yang kebal dari hukuman Allah ketika ia melakukan apa yang jahat dan apa yang tidak Allah kehendaki, siapapun kita, apapun jabatan dan pangkat kita, bagaimanapun kepandaian dan seberapa banyak kekayaan kita, semuanya itu tidak membuat Allah lupa akan upah yang harus kita terima sebagaimana apa yang telah kita lakukan. Jadi semua apa yang telah diperbuatnya akan ditanggung sendiri oleh orang tersebut.
Sebagai orang yang telah mengaku sebagai anak Allah, hendaklah hidup kita juga mencerminkan sikap dan watak Allah yang penuh kasih dan pengampunan.
Selamat berjuang untuk hidup melakukan kebenaran dan keadilan, supaya kita menjadi orang-orang yang dibenarkan dan diberikan hidup oleh Allah. Amin
Selamat pagi, selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati kita semua.
*PD Autopia Malang*
Wibisono
Komentar
Posting Komentar