3511 Regi : GAYUNG BERSAMBUT
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Salam damai sejahtera dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus.
Renungan pagi ini berjudul:
*GAYUNG BERSAMBUT*
Dasar Firmannya dari
*Kejadian 22: 2.*
Firman-Nya: ”Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” *
Para kekasih Kristus, seberat apa pun perintah Allah kepada Abraham, perintah itu senantiasa ditaatinya. Hingga ketika Abraham dikehendaki untuk mempersembahkan anak tunggalnya, Ishak, sebagai korban bakaran. Meskipun perintah itu merupakan hal yang sangat berat dilakukan oleh seorang ayah mengorbankan anak tunggalnya; terlebih bagi Abraham yang telah menantikan kehadiran Ishak, anak yang didambakan, selama seperempat abad lamanya.
Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya. Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. -
*Kejadian 18: 10-11.*
Pada saat sabda di atas difirmankan kepada Abraham, dia sudah renta dan Sara pun sudah mati haid. Dan ketika Ishak berusia kanak-kanak, Allah menghendaki untuk diserahkan sebagai persembahan korban bakaran. Abraham pun taat akan perintah ini, *gayung bersambut!*
Sikap Abraham menaati setiap firman Allah dalam kehidupannya dijadikan Allah sebagai teladan bagi semua orang untuk memperoleh kebenaran, sebagaimana ditegaskan dalam surat:
Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. " Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah."
*Yakobus 2: 23*.
Dan sikap percaya ini menjadikan Abraham disebut sebagai: Sahabat Allah.
Para kekasih Kristus, melalui pribadi Abraham kita menyaksikan bahwa iman tidak hanya sekedar kata: percaya, namun juga sikap: perbuatan yang membuktikan kepercayaan itu. Iman harus dinyatakan dalam perbuatan; dan perbuatan yang mencerminkan iman itu tidak selalu menyenangkan, bisa jadi berupa pengorbanan.
Perbuatan Abraham mempersembahkan Ishak dalam Perjanjian Lama yang oleh Allah digantikan seekor domba merupakan simbolisme penebusan yang digenapi dalam Perjanjian Baru. Tuhan Yesus, Sang Anak Domba Sejati, dipersembahkan Allah di atas kayu salib sebagai bentuk penebusan dosa umat manusia yang sesungguhnya.
Dampak dosa manusia pertama, Adam, dihapuskan oleh dampak ketaatan
Manusia Sejati, Yesus. Dosa ketidaktaan manusia Adam dihapuskan oleh perbuatan ketaatan Manusia, Yesus. Ini semata-mata karena kasih Allah terhadap manusia agar setiap orang yang percaya kepada Yesus beroleh pengampunan dosa dan tidak binasa
*Yohanes 3:16 (TB)* Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sekarang kita tahu bahwa yang dimaksud dengan percaya di sini tidak kemudian serta merta memperoleh hidup yang kekal, namun melalui pengorbanan. Pengorbanan itu bisa berbentuk apa saja yang harus kita terima dengan sepenuh ketaatan kita, sebagaimana Abraham. Jika TUHAN Allah menghendaki demikian dan kita perbuat sebagaimana kehendak-Nya, gayung bersambut, maka kehidupan kekal kelak sungguh-sungguh kita terima.
Selamat pagi, selamat beraktifitas, kiranya Roh Kudus menguatkan dan menguasi hidup kita untuk menyambut uluran kasih Allah bagi keselamatan jiwa kita.
Tuhan Yesus memberkati kita, Amin.
*PD Autopia – Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar