3489 Regi : Damai sejahtera Allah
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Kekasih Kristus.
Renungan firman pagi ini, diambil dari
*Yesaya 48:18-19 (TB)* Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,
maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku."
Tema
*Damai sejahtera Allah*
Mari kita berdoa.
*Ya Tuhanku Yesus, bukalah hati pikiran dan roh-ku agar aku dapat mengerti, memahami dan melakukan kehendak-HU, Amin*
Dari firman di atas, Allah menunjukkan kepada kita bagaimana Damai sejahtera Allah dapat kita rasakan dalam kehidupan ini.
Kuncinya yaitu *memperhatikan perintah-perintah Allah*
Memperhatikan artinya kita mau mendengar, memahami dan melakukan apa yang menjadi perintah Allah.
Pertanyaan bagaimana kita akan mendengar perintah Allah itu, jika tidak ada orang yang memberitakannya.
Jadi kita harus berusaha untuk mendengar apa yang difirmankan Tuhan melalui orang-orang yang dipakai Allah, baik melalui para Pendeta, Pastur atau orang-orang yang sudah dipilih dan ditentukan Allah sebagai pembawa atau penyampai firman Allah.
Bisa melalui ibadah-ibadah di Gereja , Persekutuan doa atau kelompok- kelompok doa juga saat ini bisa melalui ibadah live streaming melalui You Tobe atau ibadah Google Meet dan fasilitas teknologi yang lainnya.
*Roma 10:14-15 (TB)* Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?
Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"
Setelah kita mendengar apakah kita dapat memahaminya?
Ini diperlukan juga perjuangan bagaimana kita harus mematikan akal budi kita untuk dapat menerima dan memahami firman Allah yang bertentangan dengan akal budi kita.
Sehingga dengan kerelaan dan kerendahan hati maka kita akan dimampukan memahami firman Allah itu bahwa firman Allah itu bukan perkataan manusia tapi perkataan Allah yang disertai kuasa dan mujizat yang luar biasa
*1 Tesalonika 2:13 (TB)* Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, *sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia*, tetapi — dan memang sungguh-sungguh demikian — sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.
Dan yang terpenting kita harus dapat melakukan firman itu, dan jangan kita hanya sebagai pendengar saja tetapi Allah menghendaki kita sebagai pelaku atau melakukan firman Allah itu, sebab jika kita sudah mendengar firman tetapi tidak melakukan maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada dalam kita.
*Yakobus 1:22-24 (TB)* Tetapi hendaklah *kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja*; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
Inilah yang kita lakukan jika kita ingin merasakan Damai sejahtera Allah dalam hidup kita, karena begitu besar kuasa atau upah yang akan Allah berikan pada setiap orang yang mau melakukan firman Tuhan yaitu Damai sejahtera yang tidak pernah berhenti bagi kita sampai keturunan atau anak cucu kita bahkan janji Tuhan nama kita dan keturunan kita tidak akan dilenyapkan atau dihanguskan dari hadapanNya.
Karena itu marilah kita terus berjuang memperhatikan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh mendengarkan, memahami dan melakukan dalam kehidupan kita. Semua itu akan dapat terjadi jika kita mengundang Roh Kudus untuk turut bekerja dalam semuanya itu.
Selamat pagi, selamat beraktifitas,Tuhan Yesus memberkati kita, amin.
*PD Autopia Malang*
Wibisono
Komentar
Posting Komentar