3495 Regi : Penderitaan Badani Menghentikan Perbuatan Dosa

 Shalom Aleichem b'Shem  Yeshua Ha Maschiach 


Judul renungan pagi ini:


*Penderitaan Badani Menghentikan Perbuatan Dosa*


Bacaan firmanNya dari


*1 Petrus 4: 1-2* (TB)

Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa, supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.



Penderitaan badani yang diderita Tuhan Yesus mengharuskan kita untuk mempersenjatai pikiran kita akan hal serupa agar berhenti berbuat dosa. Penjabaran hal ini diwujudkan melalui waktu-waktu dalam hidup kita sesuai dengan kehendak Allah.


Penderitaan yang dialami para murid Kristus berupa penganiayaan yang berat. Diawali gugurnya diakon gereja perdana di Yerusalem, Stefanus, sebagai protomartir dirajam batu oleh ulama Yahudi. Berikutnya berturut-turut Yakobus anak Zebedeus, Filipus, Matius, Yakobus saudara Yesus (penulis Kitab Yakobus), Matias, Andreas, Markus, Petrus, Paulus hingga Yohanes yang ditangkap di Efesus dibawa ke Roma. Semuanya gugur, kecuali Yohanes yang diceburkan ke dalam penggorengan penuh minyak mendidih, namun tidak melukainya. Akibatnya dia dibuang ke Pulau Patmos tempat ia menuliskan Kitab Wahyu. 


Merupakan kegenapan firman di atas, bahwa kematian para martir membebaskan mereka dari dosa. 


Stefanus sebelum menghembuskan napas terakhir, dia berdoa memohon agar TUHAN mengampuni para pembunuhnya. Rasul Petrus tanpa takut meminta agar dia disalibkan terbalik. Paulus mengatakan bahwa kematian merupakan suatu keberuntungan baginya.


Nubuat bahwa: *barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa*, telah digenapi.


Bagaimana kita pada era super-modern sekarang ini? Penderitaan badani yang bagaimana yang kita alami? Penderitaan itu harus tetap ada, namun bentuknya berbeda dengan zaman jemaat mula-mula. 


Saat ini kita lebih menderita akibat tipu daya Iblis. Mereka menawarkan kemewahan dan kemegahan dunia, suatu _“iming-iming”_ yang sukar ditolak, namun bersyukur Tuhan Yesus telah memberikan teladan dalam menepisnya, sebagaimana kesaksian Firman-Nya dalam


*Matius 4: 8-10* (TB)

Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"



Melawan pencobaan Iblis tidaklah mudah, oleh karenanya kita harus juga menderita secara badani melalui berpuasa dan mengenakan perlengkapan senjata Allah:

Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; 

*Efesus 6: 11* (TB)


Marilah kita tanamkan dalam pikiran kita bahwa karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kita pun harus juga mempersenjatai diri kita dengan pikiran akan penderitaan badani. Kita wujudkan hal itu secara intens memiliki komunikasi dengan Allah melalui: *doa- pujian - pembacaan firman - puasa (jika perlu)* setiap hari.

Jika Daud melakukannya tujuh kali sehari, Daniel tiga kali sehari dan Yosua dua kali sehari; berapa kalikah kita menyalibkan kedagingan kita untuk menyatukan roh kita dengan Roh Kudus?


Semuanya tergantung komitmen kita masing-masing. Hal inilah yang memampukan kita menjauhi dosa dan hidup semakin berkenan di hadapan-Nya.

Selamat pagi, selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati amin .


*PD Autopia Malang*

_gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR