3361 Regi : Meneladani Kristus

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.

Renungan pagi, hari ini dengan tema: 


*Meneladani Kristus*


Dasar Firmannya dari


*Lukas 2:40 (TB)*  Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.


    

Di saat saya mengikuti ibadah live streaming GkJW Ndawar Blandong Mojokerto. Mata saya tertuju pada pohon terang, yang kebetulan belum saya bongkar. Meski tidak tercantum dalam Alkitab, pohon Natal menjadi salah satu hiasan paling umum dalam perayaan Natal.

Hati saya berbisik demikian, orang percaya itu mestinya seperti pohon terang tersebut, kuat hidup tanpa mengenal musim, ada lampu yang bersinar ada pernak pernik ada warna warni pitanya, menambah indahnya pohon terang.


Saudara, hidup kita harus menggambarkan Natal itu sendiri. Mari kita hayati hal ini dengan sebaik-baiknya dan sedalam- dalamnya, seperti firmanNya 


*Yohanes1:9*

Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.


      

Marilah tetap kita tunjukkan nilai Natal melalui sikap kita. Biarkan sang “Bintang Timur” itu tetap menerangi hati kita di tengah-tengah bangsa yang tengah berjuang mengatasi berbagai bencana alam, pandemi covid19, banjir, tanah longsor  gempa, dan gunung meletus, seakan akan lengkaplah penderitaan bangsa kita. 

Sebagai orang beriman bercahayalah melalui sikap-sikap “positif” di tengah-tengah sikap “negatif” dunia ini.


Bagaimana langkah kita memancarkan Natal dan nilai-nilainya itu dalam kehidupan kita? 

Kita harus belajar pada Yesus. Dikatakan dalam nats di atas,


“Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.” 


Ayat ini menunjukkan tiga hal penting terkait dengan pertumbuhan Yesus.


Pertama, Ia tumbuh menjadi kuat. 

Secara jasmani Dia sehat. Baik orang tua-Nya maupun Dia sendiri, merasa perlu untuk menjaga kesehatan dan merawat tubuh-Nya. Dengan tubuh yang kuat, Dia akan dapat melakukan pekerjaan Allah, hal-hal penting dan besar bagi keluarga dan sesama-nya.


Kedua, Ia penuh hikmat.

Yesus memiliki iman yang kokoh dan kebijaksanaan besar. Dia belajar banyak hal mengenai hidup ini, secara khusus tentang hal-hal rohani (firman Tuhan) dan kemanusiaan, karena itu pengajaran-Nya selalu menggugah dan mencerahkan banyak orang. Ia menguasai tekhnik berkomunikasi dengan semua kalangan yang dihadapi-Nya, Iapun mampu mendorong orang untuk berubah dari kesalahan dan keberdosaannya.


Ketiga, kasih karunia Allah penuh atas-Nya. 

Yesus memiliki kasih yang luas dan solidaritas yang tinggi terhadap orang-orang miskin dan terpinggirkan, Ia peduli kepada mereka. 

Itulah sebabnya Dia mengajarkan kasih yang vertikal dan horisontal. Kasih kepada Allah yang harus dibuktikan melalui kasih kepada sesama. Seluruh pengajaran-Nya diarahkan bagaimana murid-murid dan pengikut-Nya mau melakukan segala sesuatu yang perlu bagi “saudara yang hina” (bandingkan dengan Matius 25:35-40).


Belajar dari “pertumbuhan” Yesus ini, baiklah setiap orang percaya memberi ruang yang cukup bagi keluarganya untuk bertumbuh dalam tiga dimensi di atas. Dan sebagai pribadi, kiranya kita semua berkepentingan memajukan dan mengembangkan diri kita seperti Yesus, *Hidup “kuat, “penuh hikmat”, dan “berlimpah kasih karunia”* Dengan memiliki dan menghidupi segi-segi tersebut kita akan dapat memancarkan nilai-nilai Natal seterang mungkin bagi kehidupan di sekitar kita.


Selamat pagi Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua, Amin


*PD Autopia Malang*

_eddy mulyono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR