41763 Regi : Apakah Tuhan salah pilih?

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach 

Kekasih Kristus.

Renungan firman Tuhan pagi ini, diambil dari


*Yohanes 6:70-71 (TB)*  

Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis."

Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.


Tema


*Apakah Tuhan salah pilih?*



Mari kita berdoa 


*Bapa yang ku sembah dalam Tuhan Yesus, berkenanlah memberikan kepada ku roh hikmat,  pengertian agar aku dapat mengerti, memahami dan Bapa mampukan untuk melakukan apa yang menjadi kehendak HU,  terimakasih Bapa, Amin*


Bukankah Allah Maha Tahu, Maha Kuasa? Kadang hal ini menjadi pertanyaan bahkan akal budi manusia yang terbatas ini sering mengambil kesimpulan yang menurut diri sendiri adalah benar dan tepat, tapi apakah kita manusia dapat memahami apa yang Allah pikirkan ,Allah  rencanakan?


Sebagaimana firman di atas kadang akal budi manusia berpikir apakah Allah tidak tahu apa yang dilakukan oleh orang pilihanNya? Kalau Allah yang Maha Tahu seharusnya tidak memilih seorang penghianat dalam kumpulan murid   murid yang lain, agar virusnya tidak menular kepada yang lain, itulah pikiran manusia.


Kita lupa bahwa ketika petani menabur benih yang baik seperti padi atau gandum, tentunya pada saat pertumbuhan akan muncul juga ilalang, di tengah-tengah padi atau gandum itu, dan ketika kita menanam ilalang apakah padi atau gandum ikut tumbuh? Kita semua tahu jawabannya pasti tidak.


Artinya memang dalam menabur kebaikan dan kebenaran,  Allah juga mengijinkan hal-hal yang hajat, yang jelek itu untuk tumbuh bersama sama. Hal ini memang Allah perkenan untuk menguji seberapa tahan padi atau gandum itu tumbuh diantara ilalang.


Demikian juga dalam kehidupan ini, ketika kita berbuat hal-hal yang baik dan benar, tidak sedikit orang yang akan memusuhi, memfitnah, menghalangi, merusak dan menghancurkan,  agar kebaikan dan kebenaran tidak sampai tersebar kemana mana. Itulah yang terjadi dalam kehidupan kita, semua Allah perkenan untuk menguji seberapa kuat dan teguh iman kita kepada Allah sumber kebenaran, atau apakah kita akan jatuh ikut arus dunia dalam kejahatan, amarah dan hawa nafsu dosa.


Ketika Tuhan Yesus memilih Yudas Iskariot, dari awalnya Yesus sudah tahu apa yang akan terjadi dan apa yang akan Yudas Iskariot lakukan. Hal ini memang Allah perkenan agar nubuatan Allah tergenapi, bahwa melalui Yudas karya keselamatan untuk seluruh umat manusia terjadi. Jika bukan  Yudas pasti juga akan ada orang lain yang Allah pilih untuk mewujudkan karyaNya.


Demikian juga dalam persekutuan doa, gereja,  juga ada orang yang  Allah pilih untuk dipakai menguji iman para jemaat, apakah mereka kuat dan teguh dalam iman atau mereka undur meninggalkan persekutuan atau gereja. Bagaimana perpecahan juga terjadi di beberapa Gereja atau persekutuan doa?


Karena itu hendaklah firman  Tuhanlah atau nubuat nubuat yang telah disampaikan itu menjadi pegangan dalam hidup ini, supaya ketika goncangan menimpa, kita tetap kuat dan teguh, iman kita tidak goyah bahkan sampai lari atau undur dari Gereja atau persekutuan doa.


Jadi tidak semua orang yang katanya percaya kepada Tuhan Yesus itu betul betul hidup dalam tuntutan Kristus. Kita tahu Yudas juga percaya kepada Yesus,  tapi karena sudah Allah tentukan jadi alat yang dipakai untuk mewujudkan karya Allah hal itu pasti akan terjadi.  Demikian juga kita masing-masing Allah tentukan apakah menjadi orang pilihan Allah atau salah satu dari Iblis? 


Karena itu hendaknya kita terus menguji diri kita sendiri apakah  kita sudah dan layak disebut anak anak Allah atau anak Iblis,  ukuran yang kita pakai adalah firman Tuhan dalam


*1 Yohanes 3:10 (TB)* 

Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.


Pertanyaan yang harus kita jawab dengan jujur untuk mengetahui apakah kita anak Allah atau anak Iblis, yaitu apakah kita sudah hidup dalam kebenaran menurut firman Allah dan apakah kita sudah mengasihi saudara kita, yang  diwujudkan dalam kasih salah satunya adalah mau merendahkan diri, menganggap orang lain lebih utama dari diri sendiri, suka mengampuni, tidak menyimpan dendam, sabar dan hal-hal yang baik dan mulia?

Kalau hal ini tidak kita miliki maka berdasarkan firman Tuhan kita bukan anak Allah tetapi anak Iblis.


Ingat yang harus kita yakini bahwa Allah tidak pernah salah pilih, yang menjadi pilihan itu tidak terwujud karena manusia sendiri yang hidupnya dipenuhi hawa nafsu yang jahat. Karena itu mumpung masih ada waktu mari kita berbenah diri untuk hidup dalam tuntutan dan pimpinan Roh Kudus dengan membuang segala hawa nafsu dan kesombongan dalam diri ini, mau dan terus hidup dalam pertobatan dengan wujud ada perubahan diri menuju kepada kebaikan seturut kehendak Tuhan dalam Firman-Nya.


Selamat pagi, selamat beraktivitas,  Tuhan Yesus memberkati, amin.


*PD Autopia Malang*

Wibisono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR