41754 Regi : KEMERDEKAAN SEJATI
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach
Tema renungan pagi ini:
*KEMERDEKAAN SEJATI*
Bacaan firman dari:
*Yohanes 8:30-36*
Nas:
*Yohanes 8:36*
"Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."
Merdeka! Merdeka! Merdeka! Pekik kemerdekaan bergema di seluruh persada negeri tercinta Indonesia. Hari ini kita memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan negera kita yang ke 78. Merdeka berarti bebas; bebas menentukan nasib bangsa sendiri tanpa adanya tekanan dari pihak lain, terlepas dari penjajahan bangsa asing.
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengucap syukur kepada Tuhan, karena tanpa pertolongan dan campur tanganNya mustahil kita bisa meraih dan menikmati kemerdekaan.
Pertanyaannya sekarang: Sudahkah kita benar-benar menikmati kemerdekaan sejati? Secara lahiriah kita memang telah terbebas dari perbudakan dan penjajahan bangsa lain. Namun dalam hal rohani, apakah kita sudah benar-benar merdeka atau masih berada dalam 'kolonialisme' yang lain?
Sebagai orang percaya kita patut bersyukur, oleh pengorbanan Kristus di atas kayu salib kita beroleh pengampunan dosa dan "...dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran."
*Roma 6:18*
kita tidak lagi menjadi hamba (budak) dosa, melainkan menjadi hamba kebenaran.
Jadi "Supaya kita merdeka, Kristus telah memerdekakan kita." *Galatia 5:1*
Pengampunan dari Kristus ini merupakan kuasa yang memerdekakan kita secara menyeluruh, yang memungkinkan kita memiliki hidup berkemenangan dalam semua aspek hidup ini. Sayang, masih banyak orang Kristen terbelenggu dan diperbudak kuasa-kuasa lain, masih berada di bawah tipu daya iblis dan dunia ini: dikuasai roh dendam, sakit hati, kebencian, tamak akan uang, tradisi, okultisme (percaya akan hal gaib seperti supranatural) dan lain-lain, sehingga manusia hidup tidak sebagaimana seharusnya dikehendaki Tuhan.
Kita yang telah dimerdekakan Kristus dari kuasa dosa dimaksudkan agar mengisi kemerdekaan itu dengan kehidupan yang benar dan berkenan kepada Tuhan, yang menghasilkan buah bagi kemuliaan namaNya. Namun kemerdekaan itu justru kita salah gunakan sebagai kesempatan melakukan dosa.
*Roma 6:1-2 (TB)*
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
Ingatlah satu hal ini: kemerdekaan dari Kristus bukan sekedar melepaskan kita dari dosa, tetapi untuk memulihkan tujuan Allah menciptakan kita yaitu supaya kita hidup dalam kebenaran dan perbuatan baik,
*1 Petrus 2:24 (TB)*
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran....
Dan Allah telah melengkapi manusia untuk bisa berbuat baik,
*2 Timotius 3:17*
Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Melalui kematian Kristus, kita terima kemerdekaan sejati sehingga kita menjadi serupa dan segambar dengan Dia yang mencerminkan kemuliaanNya.
*2 Korintus 3:18 (TB)* Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Saudara, marilah kita tinggal dalam kebenaranNya, karena dengan itulah kemerdekaan sejati dapat kita rasakan.
Tuhan Yesus memberkati, Amin!
*PD Autopia Malang*
_eddy mulyono_
Komentar
Posting Komentar