41748 Regi : Penderitaan hidup manusia, timbul dari diri sendiri
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Renungan Pagi ini dengan judul :
*Penderitaan hidup manusia, timbul dari diri sendiri*.
Bacaan firman:
*Ayub 5:6-7 (BIMK)*
Bukan dari bumi kejahatan muncul; bukan dari tanah kesusahan timbul.
Bukan! Melainkan *manusia sendirilah yang mendatangkan celaka atas dirinya*, seperti percikan bunga api timbul dari apinya sendiri.
Kekasih Kristus yang di berkati Tuhan, bagi kita semua yang apabila membaca kisah Ayub , tidak akan asing lagi tentang iman Ayub.
Ayub yang hidupnya sangat setia dan taat kepada Allah mendapatkan ujian iman yang sangat berat.
Para sahabat yang pertama mendukung memuji iman Ayub, bisa berubah menegur dan menghakimi.
Bahkan ada yang meninggalkanya, itulah dinamika kehidupan yang juga bisa terjadi kepada kita atau siapapun.
Sembari kita mengingat sabdaNya:
*Yesaya 45:7 (BIMK)*
Akulah yang menjadikan terang dan gelap, Aku mendatangkan berkat dan bencana. Akulah TUHAN yang melakukan semua itu.
Untuk itu bagaimana seharusnya kita menyikapi hidup ini apabila hal itu terjadi kepada diri kita?.
Di saat kita diperhadapkan dengan sesuatu yg berat masih adakah iman seperti Ayub?
Imanya di goncangkan dengan penderitaan dan para sahabatnya memiliki penilaian yang salah terhadap Ayub.
Terkadang kita sendiri juga membutuhkan sahabat, saudara dan teman untuk curhat, supaya ada kelegaan dalam hati dan pikiran kita, namun yang kita temui justru sesuatu yang pahit pedih di hati.
Kita lupa, bukankah tempat curahan hati kita sudah ada wadahnya yaitu ada pada Allah sendiri:
*Mazmur 62:9 (TB)*
Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.
Bagi kita yang terpanggil untuk ikut ambil bagian dalam *pelayanan kasih* hendaknya juga waspada dan hati hati dalam setiap ucapan kata kita kepada saudara yang kita kunjungi. Supaya tidak terjadi seperti apa yang disampaikan Elifas dan teman temanya kepada Ayub, yang tidak menjadi berkat, justru malah menjadi laknat.
Apa yang terjadi dalam diri Ayub ,hati Ayub masih ada kebahagian tersendiri dalam menikmati karya Allah baik disaat suka dan duka.
Karena ada introspeksi diri seperti dalam firman Tuhan yang saat ini kita renungkan bersama, jadi tidak akan menyalahkan siapa siapa, seperti ayat nas di atas.
Sehingga kita menjadi dewasa dalam iman dan penuh sadar diri,yang nantinya kita hidup akan menerima berkat dan pemulihan :
*Ayub 5:17-18 (TB)*
Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.
Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.
Pahit getirnya dalam perjalanan hidup ini hendaknya tidak membuat kendor iman kita, ingatlah janji Tuhan yang harus kita imani:
*Yeremia 29:11 (TB)*
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Tetaplah semangat jalanilah hidup ini dengan senantiasa melibatkan Allah yang segala-galanya, agar kita dapat merasakan betapa besar kasih setia-Nya dalam hidup kita.
Selamat pagi selamat bekerja dan beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati,
Amin
*PD.Autopia Malang*
ernawati eliyus.
Komentar
Posting Komentar