3827 Regi : DITUNTUN KE TANAH YANG PERMAI
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Renungan pagi ini dengan tema:
*DITUNTUN KE TANAH YANG PERMAI*
Dasar Firman.
*Yehezkiel 20:6 (TB)*
Pada hari itu Aku bersumpah kepada mereka untuk membawa mereka dari tanah Mesir ke tanah yang Kupilih baginya, negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, tanah yang permai di antara semua negeri.
Saudaraku kekasih Kristus,
Perjalanan panjang umat Israel menuju tanah perjanjian adalah perjalanan atas rancangan dan kehendak Allah, bukan atas inisiatif manusia.
Perjalanan ini dimaksudkan Allah untuk menuntun umat keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju tanah perjanjian yang penuh berkat.
Rancangan dan kehendak Allah dalam perjalanan panjang itu tak akan dapat diselami umatNya.
Yang diperlukan adalah percaya, taat dan setia, mengikut jalan Tuhan.
Namun apakah yang terjadi dalam proses perjalanan itu?
Banyak di antara umat yang mengikut jalan Tuhan tidak dengan iman, tetapi mengedepankan akal pikirannya sendiri.
Ketika perjalanan itu nyaman, enak, diiringi dengan berkat yang memuaskan panca indera, maka terdengarlah suara pujian, sorak sorai memuliakan Allah.
Namun ketika perjalanan itu harus melewati padang gurun, menghadapi ancaman, bahaya, kebutuhan jasmani tak memenuhi harapan, maka lenyaplah pujian syukurnya, umat diliputi sungut sungut, bahkan menuduh Allah dan hambaNya akan membinasakan mereka di padang gurun.
Mereka tidak percaya lagi akan rancangan dan kehendak Allah untuk menyelamatkan umat pilihanNya.
Seperti firmanNya dalam
*Keluaran 16:2-3 (TB)*
Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun;
dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."
Saudaraku kekasih Kristus,
Demikianlah kita sebagai umat Israel perjanjian baru, kini sedang dalam perjalanan iman di padang gurun dunia yang syarat dengan gangguan, ancaman, bahaya, serta musuh di sekeliling.
Bagaimanakah respon dan sikap kita?
Akankah kita mengikuti jejak sebagian jemaah Israel yang bertekad mau kembali ke Mesir?
Ataukah tetap setia dan taat mengikut jalan Tuhan?
Tuhan menghendaki kita tetap melangkah maju dengan iman, bukan dengan akal pikiran duniawi.
Dia juga menginginkan agar kita jangan sampai mengundurkan diri, mencari jalan sendiri. Sebab jika kIta mengundurkan diri, maka Allah tidak berkenan dan akan menolak kita.
*Ibrani 10:38 (TB)*
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.
Mari saudaraku, melewati padang gurun dunia ini kita semakin rajin bersekutu dalam ibadah , agar saling menerima nasehat, dihibur, dikuatkan, diberkati; menjelang hari Tuhan yang semakin mendekat ini
*Ibrani 10:25 (TB)*
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Yakinlah tiang awan dan tiang api dari Tuhan Allah tetap ada menyertai perjalanan umatNya.
Sebagaimana umat israel yang setia di jalan Tuhan, pada akhirnya tiba di negeri perjanjian, demikianpun bagi kita yang tetap setia di jalan Tuhan, maka padang gurun dunia akan bisa terlewati, hingga masuk negeri perjanjian yang kekal.
Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
dwicahyono.
Komentar
Posting Komentar