41601 Regi : Lidah
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach
Kekasih Kristus.
Renungan firman Tuhan pagi ini, diambil dari
*Yakobus 1:26 (TB)*
Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
Tema
*Lidah*
Mari kita berdoa
*Allah Bapa yang ku sembah dalam Tuhan Yesus, aku mohon berikan belas kasihHU agar aku dapat mengerti, memahami dan melakukan apa yang menjadi perintahHU, amin*
Betapa besar peranan lidah dalam kehidupan manusia, karena melalui lidah inilah kita dapat mudah berkomunikasi dengan sesama kita, agar orang lain dapat mengerti apa yang kita maksudkan dalam setiap perkataan melalui lidah bibir kita. Demikian juga dengan lidah kita juga bisa berkomunikasi dengan Allah kita, menyampaikan segala isi hati, keinginan,kerinduan dan harapan kita kepada Allah.
Namun dalam kenyataannya tidak jarang lidah ini juga kita gunakan bukan untuk hal-hal yang baik, betapa sering ucapan kotor, kata hujat, kutuk, menghasut, menghakimi, merendahkan orang lain, atau hal-hal yang jahat terhadap sesama kita.
Dengan lidah kita dapat memberkati orang lain, tetapi dengan lidah yang sama kita juga bisa mengutukinya. Dengan lidah kita dapat membuat orang lain bersukacita, tetapi dengan lidah itu pula kita dapat membuat orang lain berdukacita. Dengan lidah kita dapat membangun, tapi juga dapat menghancurkan orang lain.
Karena itu bagaimana kita menggunakan lidah ini, jika yang ada dalam diri kita hanya pikiran pikiran negatif maka outputnya juga negati, sebaliknya jika pikiran kita dipenuhi dan digunakan untuk hal-hal positif maka buah bibir kita juga akan mengeluarkan yang baik dan positif.
Kita harus sadar setiap apa yang kita ucapkan akan kita pertanggungjawaban kepada Allah, sebagaimana difirmankan dalam
*Matius 12:36-37 (TB)*
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Jadi jangan dikira kita akan bebas dengan semua ucapan bibir kita. Sudah seharusnya kita sebagai orang yang mengerti ajaran Tuhan Yesus , harus bisa mengendalikan lidah ini, karena lidah ini memang bagian yang kecil dalam tubuh kita, tetapi ia mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan manusia, karena itu hendaklah kita berhati hati dalam menggunakan lidah bibir kita.
Mari kita perhatikan dan kita renungkan apa yang dinyatakan dalam
*Amsal 15:1 (TB)*
Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.
Apakah dalam berkomunikasi kita sudah bisa menggunakan lidah kita dengan lemah lembut terhadap lawan bicara kita, atau justru perkataan pedas yang memanaskan telinga dan yang membangkitkan amarah sering kita lakukan, karena merasa kita adalah orang yang paling benar? Yang justru pada akhirnya tanpa kita sadari sudah melukai dan membuat kecewa orang lain?
Apakah merupakan kepuasan diri jika perkataan atau lidah kita membuat orang lain jatuh?
Ingat sebagaimana firman dalam
*Amsal 15:4 (TB)*
Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.
Demikian juga kita diingatkan apakah dari sumber mata air yang sama akan keluar air tawar dan air pahit, atau apakah dari lidah bibir yang sama kita gunakan untuk memberkati dan untuk mengutuk orang lain, hal ini seharusnya tidak kita lakukan sebagai orang-orang yang telah mendapatkan kasih karunia Kristus.
Untuk supaya kita dapat melakukan hal-hal yang baik, yang benar , yang kudus dan yang mulia, kita harus dapat melakukan sebagaimana yang tertulis dalam
*Kolose 3:16 (TB)*
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
Hal ini dapat kita lakukan jika kita mau dengan kesungguhan hati membangun hubungan dengan Tuhan Yesus setiap saat dengan terus tekun membaca merenungkan firman Tuhan dengan tuntunan Roh Kudus, bukan dengan akal budi dan kepandaian kita, sebab jika kita menggunakan akal pikiran kita maka firman Allah tidak akan pernah bertemu dan kita tidak akan pernah mengerti apa yang Allah kehendaki dalam hidup kita.
Kerendahan hati, membuang kesombongan dan kepandaian akal budi merupakan syarat utama kita dapat mengendalikan lidah bibir kita.
Selamat pagi, selamat beraktivitas Tuhan Yesus memberkati kita amin
*PD Autopia Malang*
Wibisono
Komentar
Posting Komentar