4193 Regi : Belajar merendahkan diri dan merendahkan hati

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.


Renungan firman Tuhan, pagi ini dengan tema:


*Belajar merendahkan diri dan merendahkan hati*.


Bacaan firman dari:


*Filipi 2:1-11*


Nas:


*Filipi 2:5 (TB)* 

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 


Saudaraku kekasih Kristus, baru saja kita umat Kristiani se dunia memperingati hari raya Kebangkitan Yesus Kristus, dalam rangka penebusan dosa umat manusia.

Hendaknya peristiwa  Agung ini tetap dalam perenungan sikap hidup iman kekristenan kita.

Paulus, menitikberatkan bagaimana Yesus dalam peristiwa Paskah, IA meninggalkan kemuliaan Nya yang tiada taranya di sorga dan mengambil kedudukan yang hina sebagai hamba serta taat kepada Bapa sampai sampai mati, untuk kepentingan kita para umatNya (ayat 5-8).


Dengan begitu seharusnya dalam peneladanan kepada pribadi Yesus juga harus ada dalam kehidupan kita seperti dalam ayat 1-4.

Untuk itu kerendahan hati dan pikiran pikiran Kristus  seharusnya juga terdapat dalam pikiran kita yang merasa menjadi umat pilihan Nya, mengikut dengan setia dan merasa terpanggil untuk hidup tanpa mementingkan diri juga ada kepedulian terhadap kepentingan orang lain.Dengan mengingat firman Nya:


*Filipi 2:3-4 (TB)*  

dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.


Merendahkan diri memang bukan perkara yang mudah, sebab itu kita perlu melatih diri, untuk bisa bersikap demikian, kita harus rela melepas segala yang mendominasi hidup kita dalam bentuk apapun termasuk ke akuan kita.

Hal itu bisa kita tunjukkan dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berjemaat, bergereja dan dalam pelayanan Persekutuan Doa.

Yaitu ada kesediaan hati untuk mengalah dengan hati yang legowo(bhs jawa), saat berbeda pendapat untuk hal hal yang tidak prinsip. Terkhusus dalam hidup pelayanan dan berjemaatpun kiranya kita belajar untuk tidak menonjolkan diri sendiri , tetapi juga memberi kesempatan kepada orang lain untuk maju.


Sebagai pengikut Kristus , hendaknya rela juga memberlakukan kasih untuk rela saling menasehati, menghibur, menolong , mendoakan bahkan bisa menjadi penyejuk dan penyemangat kepada saudara kita yang membutuhkan.


Melakukan tindakan kasih dengan penuh kerendahan hati adalah cermin dari iman yang hidup serta ada tindakan nyata dengan mengosongkan diri kita dari segala hal hal yang duniawi, mari dengan menghadirkan pikiran pikiran Kristus yang senantiasa menuntun langkah hidup kita.

Yesus yang juga mengosongkan diriNya, sepanjang hidup dan masa pelayanan Nya dibumi. Yesus yang sekalipun adalah Allah yang sejati, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus di pertahankan dalam ( ayat 6).

Kristus menjadi sama dengan manusia,bahkan dalam rupa seorang hamba.

Juga *Yesus sebagai Allah yang tidak terbatas harus di lahirkan sebagai seorang manusia yang sangat terbatas, bahkan menjadi bayi kecil lahir di kandang yang hina*


Mari kita teladani sikap hati Yesus yang sempurna dan yang penuh dengan kerendahan hati dalam karya AgungNya, untuk kita bisa menjadi berkat bagi sesama,dengan mengingat sabdaNya:


*1 Korintus 10:33 (TB)* Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.


Selamat menjalani kehidupan ini dengan terus  bersemangat  bersama Yesus Kristus,  untuk melayani, bukan dilayani.

Tuhan Yesus memberkati dan memberikan kekuatan, amin.


*PD.Autopia Malang*.

ernawati eliyus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR