41437 Regi : Ojo dibanding bandingke

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.


Tema renungan firman pagi ini:


*Ojo dibanding bandingke*.


Bacaan firman:


*Lukas 18:9-14.*


Nas:


*Lukas 18:11-12 (TB)* 

Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;

aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.


Judul renungan firman Tuhan pagi ini saya teringat akan seorang penyanyi cilik yang bernama Farel yang sangat viral dengan lagu nya.


Pengajaran Tuhan Yesus  dalam Injil Lukas banyak berisikan melalui sebuah perumpamaan, dimana Tuhan Yesus memaparkan kedua tokoh, yang satu sama lain dalam keadaan dan latar belakang yang berbeda.

Yaitu antara orang Farisi dan seorang Pemungut cukai, yang dalam waktu bersamaan datang ke Bait suci untuk berdoa. Lalu apa yang terjadi...?

Kita perhatikan di ayat 11 dan 12, ada sebuah ungkapan hati dalam doa dengan tujuan membanding bandingkan disertai unsur penghakiman, yang seharusnya itu tidak boleh terjadi.

Hal ini membuat hati Allah kecewa, sebab Roh Kudus melihat setiap hati serta menyelidikinya.


*Lukas 16:15 (TB)*  

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.


*Orang Farisi*, merasa memiliki keyakinan tinggi (terlalu percaya diri), akan diri mereka di hadapan Allah dan tidak hanya itu, ia juga sangat mengharapkan *imbalan atas kebenaran mereka itu ketika berseru kepada Allah*.

Merasa, menganggap dirinya  benar dan mereka berpikir bahwa mereka telah membuat Allah berhutang kepada mereka sehingga ia dapat menuntut apa saja dari Allah.


*Pemungut cukai*:

Betul betul menyadari dosa dan kesalahanya dan dengan sikap pertobatan yang sungguh-sungguh dan dengan rendah hati disertai rasa takut akan Allah. Sehingga ia tidak berani *memandang* Tuhan Yesus, karena menyadari betapa dirinya benar benar tidak layak berdiri di hadapan Allah.


Saudaraku kekasih Kristus, dari kedua perumpamaan di atas, kita ini termasuk yang mana? Apakah kita sebagai orang Farisi yang merasa suci,merasa paling benar dan sudah melakukan semua perintah Allah ataukah kita sebagai Pemungut cukai yang menyadari akan dosa-dosanya dan sebenarnya tidak layak berdiri berdoa di hadapan Allah.


Jika kita seperti orang Farisi ingatlah apa yang difirmankan dalam


*Yesaya 1:15 (FAYH)* Mulai saat ini, apabila kamu berdoa dengan mengangkat tanganmu, Aku tidak akan mempedulikannya. Walaupun kamu banyak berdoa, Aku tidak akan mendengarkan, karena tanganmu adalah tangan pembunuh, yang berlumuran dengan darah (orang-orang tidak bersalah yang telah menjadi korbanmu).


Namun jika kita seperti Pemungut cukai maka kita adalah orang yang dibenarkan Allah sehingga Allah berbelas kasih memberikan pengampunan serta jawaban doa kita


*Lukas 18:13-14 (TB)*  

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."


Sebab Tuhan Yesus  mengajarkan, bahwa orang yang sungguh sungguh bertobat, tidak datang kepada Allah dengan kebanggaan diri,  seolah memang layak menerima pembenaran dari Allah, tetapi Allah menghendaki agar kita memiliki kerandahan hati sebab kejujuran lebih berharga dari pada pembenaran diri.


Janganlah kita mempunyai cara pandang Farisi yang suka membanding bandingkan dengan orang lain, bahkan menghakimi dan merasa paling...

Mari kita teladani Pemungut cukai yang dengan mengakui bahwa kita ini adalah orang-orang yang berdosa, yang seharusnya mendapatkan hukuman kebinasaan,  tetapi karena kasih kemurahan Allah kita mendapatkan pengampunan dosa dan hidup yang kekal.


Tetaplah bersemangat menjalani kehidupan yang disertai dengan pertobatan dan merendahkan diri dan tidak membandingkan diri dengan orang lain, sebab Allah melihat setiap hati dan kebenaran Allah akan diberlakukan atas kita.


Selamat  beraktivitas,  Tuhan Yesus memberkati kita,  Amin.


*PD.Autopia Malang*

  ernawati eliyus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR