41421 Regi : KETEKUNAN= SABAR MANTEP

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.


Renungan Pagi kita hari ini dengan tema 


*KETEKUNAN= SABAR MANTEP*


FirmanNya dari 


*Ibrani 10:36 (TB)*  Sebab kamu memerlukan _ketekunan,_ supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.


*Ibrani 10:36 (JAWA81)*  Sabab kowe butuh _sabar mantep,_ supaya sawuse kowe nglakoni karsane Gusti Allah, padha oleha apa kang wis kaprasetyakake.


Ketekunan di dalam alkitab bahasa Jawa versi 1981 disebutkan dengan "sabar mantep". Seperti   lagu _"sing sabar lan mantep tekan pungkasane, sing sabar lan mantep nderek Gusti Yesus.. dst.._

Sungguh, mengiring atau mengikut Kristus butuh ketekunan.  Sia-sia dan tak akan berfaedah bila kita mengikut Kristus hanya "sekedar ikut" saja, tanpa menyadari bagaimana hidup dan kehidupan Kristus selama di dunia.

Ketekunan  bukan muncul tiba-tiba. Bukan sulapan. 

Tetapi membutuhkan perjuangan yang keras. 

Bukan seketika ada..!


*Roma 5:3* (TB)  

Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan _ketekunan,_


Tak ada ketekunan yang muncul dari hidup yang lancar dan enak-enak saja.  Kemudahan hidup tidak akan memunculkan ketekunan, karena tersedianya segala keperluan dan kemudahan di depan mata, dan ketika ingin hanya tinggal tunjuk saja, tidak akan bisa membangkitkan ketekunan.


Apakah hanya penderitaan yang akan menimbulkan ketekunan..? 

Secara duniawi, seorang yang hidup sengsara, dia akan berjuang untuk bertahan hidup.  Segala sesuatu akan dilakukan demi seseorang menyambung hidup, dan itu akan memunculkan sebuah ketekunan.  Sesuatu yang dilakukan karena sebuah tekanan yang berat akan menimbulkan ketekunan..

Pemazmur pun mengakuinya, sebagaimana firman dibawah ini..


*Mazmur 119:71* (TB)  

Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.


Tertindas adalah sebuah kondisi yang pasti tidak nyaman. Tapi pemazmur mengatakan itu "baik bagiku", sehingga ia bisa belajar apa yang menjadi ketetapan dan bahkan kehendak Allah.

Sungguh bukan hal yang mudah..

Paulus telah membuktikannya. Sengsaranya justru menjadi titik tolak rasa sukacitanya.

Sabar di dalam segala kesulitan, dan semakin berpengharapan bahwa semua kesengsaraan yang dialaminya tidak sebanding dengan apa yang akan diperolehnya kelak..


*2 Korintus 4:17* (TB)  

Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.


Paulus meyakininya, sekarang, saatnya kita juga mengimaninya. Terus berjuang dan jangan berhenti berharap bahwa kelak, penderitaan yang ada akan berubah menjadi kemuliaan, dukacita akan menjadi sukacita,  semua itu karena Kristus yang telah memenangkan segalanya.

Mari terus bertekun, sabar dan mantep sampai kelak kita mendapatkan pengharapan kita, yaitu penggenapan  janji-janji-Nya..


Selamat pagi Selamat Beribadah

Tetap Bersemangat

Tuhan Yesus memberkati ,amin. 


*PD.AUTOPIA Malang*

_hasansantoso_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR