41251 Regi: Mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Allah
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Selamat pagi, renungan firman Tuhan pagi ini dengan tema:
*Mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Allah*.
Dasar firman:
*Mazmur 5:11 (FAYH)*
Tetapi semua orang yang mempercayakan diri kepada-Mu, biarlah mereka bersukacita. Biarlah mereka bersorak-sorak kegirangan karena Engkau membela mereka. Penuhilah dengan kebahagiaan-Mu semua orang yang mengasihi Engkau!
Saudaraku kekasih Kristus.
Marilah hidup ini kita warnai penuh rasa syukur kepada Allah yang memiliki kehidupan ini.
Dengan begitu kita akan menjadi sadar, bahwa kita tidak akan mampu mengatasi kesulitan dan pergumulan yang ada dengan cara dan kekuatan kita. Sebab keberadaan manusia penuh dengan keterbatasan dan tidak akan ada yang bisa kita andalkan dihadapan Allah. Manusia sering berfikir dan berharap kalau bisa manusia hidup di dunia ini, tidak mengalami kesulitan dan penderitaan, semuanya serba beres sesuai dengan selera hidup. Kita umat ciptaan Nya ini sering lupa dan tidak sadar, bahwa hidup ini ada yang punya , dan semuanya dalam kendali Allah.
Kita di ingatkan dalam sabdaNya:
*Mazmur 139:1-5 (TB)*
Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;
Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.
Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.
Saudaraku kekasih Kristus, apabila kita merenungkan firman Tuhan dari *Mazmur 139:1-5*, bahwa hidup manusia itu tidak bisa lepas dari penataan Allah, sebab semua ada dalam genggaman KuasaNya. Karena itu hidup ini perlu ada penyerahan diri sepenuhnya dalam kasih Allah saja dengan segala rencanaNya supaya kita mendapatkan apa yang terbaik seturut dengan kehendakNya.
Tinggal kita mau apa tidak, bersedia atau menolak rencana Tuhan itu. Walaupun dalam mendapatkanya kadangkala Allah mengijinkan duri ada dalam daging kita. Untuk itu mari kita sikapi dengan iman yang benar, tidak dengan akal budi kita yang sangat terbatas ini, maka hendaknya kita belajar meneladani iman Rasul Paulus seperti dalam
*2 Korintus 12:7 (TB)*
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Itulah salah satu cara Allah untuk mengingatkan manusia agar hidupnya tidak dikuasai oleh sifat keangkuhanya, pongah, sombong serta tamak dan serakah, yang kesemuanya itu tidak berkenan dihadapan Allah. Hendaknya kita sadar siapakah kita, apalah kita dihadapan Allah?! Hendaknya jangan merasa mampu, jangan merasa kuat dan bisa mengatasi permasalahan sendiri tanpa Tuhan. Maka penguasaan diri menjadi hal yang utama agar kita mendapatkan kedamaian, kesukacitaan dan keselamatan hidup kekal dari Allah.
Sebab kita sering berpendapat bahwa jalan yang kita tempuh ini benar, padahal menuju kepada kebinasaan:
*Amsal 14:12 (TB)*
Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
Dengan penyerahan hidup ini seutuhnya kepada Allah, Allah akan membentengi dan memagarinya.
*Mazmur 5:13*
Marilah kita terus mendekat kepada Allah dengan bermohon dan berdoa agar diberikan iman yang teguh dengan begitu kita tidak mudah diombang ambingkan oleh arus dunia yang jahat , karena hidup ini adalah pilihan.
Kiranya Tuhan Yesus memberikan hati yang bijaksana sehingga hidup kita senantiasa dalam jalan dan KehendakNya.
Selamat bekerja dan beraktivitas, senantiasa libatkan Tuhan Yesus di dalamnya, agar hidup kita mendapatkan berkatNya.
Haleluyah, Amin.
*PD.Autopia Malang*
ernawati eliyus.
Komentar
Posting Komentar