2613 Rema : JANGAN JEMU-JEMU BERBUAT BAIK

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan malam ini dengan tema:

*JANGAN JEMU-JEMU BERBUAT BAIK*

Diambil dari:

*Galatia 6:9-10* (TB) Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.


Saudaraku kekasih Kristus, sudahkah membaca kisah nyata bagaimana pelayan hotel kecil beroleh kesempatan menjadi manager hotel terkenal? Saat itu, pelayan hotel kecil di Philadelphia sedang berada di resepsionis tatkala tamu seorang pria tua dan istrinya datang memesan kamar. Ketika itu hujan badai sedang melanda. Namun, karena kamar penuh, pelayan hotel yang bernama George C. Boldt itu tidak tega dan menyerahkan kamar pribadi sederhananya untuk pasangan itu. Keesokan harinya, saat pasutri itu pamit si pria tua mengatakan bahwa Boldt layak menjadi manager hotel di Amerika Serikat. Perkataan itu dianggapnya sebagai gurauan belaka.

Namun, dua tahun kemudian Boldt memperoleh undangan tiket pergi pulang untuk mengunjungi pasutri itu di New York. Boldt yang hampir melupakan peristiwa itu terhenyak. Bahkan ketika sampai di rumah pasutri itu, kepadanya ditunjukkan gedung megah bertingkat yang baru saja jadi dan Boldt diserahi tugas untuk menjadi manager hotel baru tersebut.  Sungguh, takpernah terbayangkan olehnya!

Nama pria tua itu adalah William Waldorf Astor, pemilik Hotel Waldorf Astoria di New York. George C. Boldt mantan pelayan hotel itu diangkat menjadi manajer pertama di hotel megah dan terkenal tersebut. Maka, benar isi sabda Tuhan ini:

*Kolose 3:23* (TB)  Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.


Saudaraku, berbuat baik adalah tindakan terpuji yang bukan hanya menyenangkan orang lain, melainkan juga menyenangkan hati Tuhan. Tanpa  kita sadari kebaikan yang kita lakukan terhadap orang lain dapat berbalik menjadi kesempatan yang baik bagi kita. Ada hasil dari berbuat kebaikan terhadap sesama kita. Benarlah hukum tabur tuai tetap berlaku selama dunia ini belum berakhir.

Memang, tidak semua yang berbuat baik akan menerima nasib cemerlang sebagaimana contoh di atas. Namun, Tuhan Yesus menghendaki agar kita:  “belajarlah berbuat baik”  ( *Yesaya 1:17a* ) sebagaimana orang Samaria yang tergerak oleh rasa belas kasihan manakala dilihatnya seseorang menderita di jalan… “dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan”  ( *Lukas 10:33* ) karena ternyata hal itu berkenan kepada Bapa di surga. “Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah” ( *Ibrani 13:16* )

Jika kita berbuat baik, hadiahnya adalah hidup kekal: “dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal”  ( *Yohanes 5:29a* )

Selain hidup kekal ternyata juga memperoleh kemuliaan, kehormatan, dan damai sejahtera. Hal ini ditegaskan juga pada *Roma 2:7, 10a* (TB) (7) .. “yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,” (10a) “tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik”.

*3 Yohanes 1:11* (TB) Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah.

Membaca frase _melihat Allah_ tersebut, teringat pada: *Matius 5:8* (TB) “Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah”. Nah, untuk melihat Allah, artinya bersama Allah di surga ternyata kita harus berbuat baik dan memiliki hati yang suci.

Nasihat Paulus  pada  *1 Timotius 6:18-19* (TB) Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi, dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.

Rasul Paulus juga menasihatkan ayat nats di atas agar kita tidak jemu-jemu berbuat baik sebab jika tiba waktunya kita akan menuai. Edisi BIS (Bahasa Indonesia Sederhana)  menerjemahkan, “Sebab itu janganlah kita menjadi bosan melakukan hal-hal yang baik sebab kalau kita tidak berhenti melakukan hal-hal itu sekali kelak kita akan menuai hasilnya.”

Dengan berbuat baik sama dengan  mengumpulkan poin untuk bertemu Tuhan Yesus di surga. Bahkan, jika tidak melakukannya kita pun berdosa.

*Yakobus 4:17* (TB) Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.

Kiranya Tuhan Yesus memampukan kita untuk melakukan kehendak-Nya dengan selalu belajar dan berlatih berbuat baik. Tuhan Yesus membersamai dan memberkati kita,  amin

*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR