41325 Regi : Berpikir dahulu sebelum berkata-kata

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.


Selamat pagi, renungan firman pagi ini dengan tema:


*Berpikir dahulu sebelum berkata-kata*.


Bacaan firman:


*Amsal 15:1-4*.


Nas:


*Amsal 15:1 (TB)* 

Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.


Saudaraku kekasih Kristus, berbahagialah kita menjadi umat ciptaan Allah sebab tidak di biarkan kita hidup di dunia ini sendirian. Ada sanak keluarga, sahabat atau orang lain,dengan demikian kita berkomunikasi, bersosialisasi, ada pembicaran yang membangun kebersamaa dan persaudaraan yang baik serta rukun.

Sudah bukan merupakan hal baru, apabila kita berinteraksi dengan siapapun terkadang tidak kita sadari timbul situasi tidak nyaman dalam hati, tidak menyenangkan, sehingga hati ini tidak ada damai sejahtera .


Sebab ,perlu kita sadari bahwa melalui perkataan, kita dapat memuji sesama kita. Namun melalui *perkataan juga, banyak orang justru sakit hati dan terluka*.

Bahkan tidak sedikit dari anak anak Tuhan yang meninggalkan Allahnya, karena sikap kesombongan rohani. Dengan begitu hidup ini tidak menjadi berkat, tetapi malah menjadi laknat:


*Amsal 15:4 (TB)* 

Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.


Amsal kali ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya bagi kita sebagai anak anak Allah *untuk memperhatikan setiap ucapan kita*. Sebab apa yang keluar dari mulut  ini , menggambarkan SIAPA diri kita yang sebenarnya. 


*Amsal 15:2 (TB)* 

Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan. 


Allah menghendaki kita, bijak dalam berkata- kata, penuh dengan kehati-hatian, juga mengetahui perasaan orang lain. 

Bijak dalam arti isi perkataan yang di ucapkan, hendaknya dapat menjadi berkat, ada makna bagi kehidupan sesama kita. Dengan tuntutan Roh Kudus agar pengetahuan kita menuntun kepada hidup yang benar dan yang berkenan di hadapan Allah.

Juga dalam penyampaian kata hendaknya bijaksana. Meskipun harus menegur,kita tetap mengatakan dengan penuh kasih dalam kebenaran firman Tuhan.


Oleh karena itu, betapa  pentingnya bagi kita untuk berpikir terlebih dahulu sebelum berkata kata,  dalam bahasa jawa : di nalar dulu. 

Ada hal hal yang sering kali  kita abaikan, atau tidak kita perhatikan ketika kita berbicara. Disatu sisi kita sering kali berbicara tanpa peduli dan siapa pendengar kita?

Maka dalam berkata-kata berpeganglah seperti dalam firman Nya:


*Amsal 15:23 (VMD)*  

Orang bergembira jika mereka memberikan jawaban yang baik. Perkataan yang benar pada waktu yang tepat adalah hebat.


Kenyataan seperti itu justru menyadarkan kita, *bahwa kita sebenarnya sangat membutuhkan hikmat Allah dengan mengundang kuasa Roh kudus untuk memberikan petunjuk melalui doa yang benar*.Karena melalui hikmat Allah kita bisa berkata-kata dari mulut ini adalah kebenaran dari  Allah. Kiranya setiap ucapan bibir kita boleh menebar kasih, pengajaran dan didikan dari Allah bagi sesama dan bagi diri kita sendiri, karena itu betapa pentingnya menjaga hati dan lidah kita ini seperti yang difirmankan dalam 


*Yakobus 3:5 (TB)* 

Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.


Marilah kita hidup menjadi berkat melalui ucapan hati kita.


Selamat beraktivitas,  Tuhan Yesus memberkati kita.Amin.


*PD.Autopia Malang*

  ernawati eliyus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR