3999 Regi : Datang dan pergi dengan tangan hampa

 Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.


Renungan pagi dengan judul:


*Datang dan pergi dengan tangan hampa*.


Bacaan firman:


*Pengkhotbah 5:14 (VMD)* 

[Kita Datang atau Pergi Tidak Membawa Apa-apa] Orang datang ke dunia tanpa membawa sesuatu. Dan apabila mereka mati, mereka pergi tanpa membawa sesuatu. Mereka mungkin bekerja keras untuk memperoleh sesuatu, tetapi mereka tidak dapat membawanya, apabila mereka mati.


Saudaraku kekasih Kristus, mari kita renungkan karena kita diperkenan menikmati karya Allah sampai ini dengan diijinkan untuk memasuk tahun baru 2022.

Tema renungan di atas menggugah dan menyadarkan kita tentang keadaan manusia yang sebenarnya, keberadaan kita tidak langgeng/ kekal hidup di dunia ini, seperti dalam firman Nya:


*Pengkhotbah 12:7 (VMD)*  

Tubuhmu berasal dari tanah. Dan apabila engkau mati, tubuhmu kembali ke tanah. Rohmu berasal dari Allah. Dan apabila engkau mati, rohmu kembali kepada-Nya.


Lalu bagaimana kita menjalani dan menyikapinya, karena kita datang ke dunia ini dengan telanjang tidak membawa apa apa.

Dan manusia hidup membutuhkan papan, sandang juga pangan. Untuk itu manusia harus bekerja dengan keras agar mendapatkanya,  karena semua telah disabdakan Allah sejak manusia jatuh dosa:


*Kejadian 3:19 (VMD)* 

Engkau akan kerja keras untuk mendapat makananmu hingga wajahmu berkeringat. Engkau kerja keras sampai hari kematianmu, dan kemudian engkau menjadi debu kembali. Aku telah menggunakan debu untuk menjadikan engkau, dan apabila engkau mati, engkau kembali menjadi debu.”


Alangkah bahagianya jika kita mau menyerahkan kehidupan ini dalam pemeliharaan dan penataan Allah, untuk menikmati berkat berkat Allah secara jasmani yang semuanya hanya sebagai sarana hidup saja.

Kita harus menyadari *harta benda bukan tujuan utama dalam hidup ini,melainkan suatu sarana agar kita dapat menikmati dan memuliakan Allah*.

Ketika kita diberkati Allah dengan kekayaan jangan lupa *bahwa Tuhan Allah akan meminta pertanggungjawaban kita, tentang bagaimana cara kita mengelola ( bhs jawa: pangrigen) kekayaan berkat itu, dan apa motivasi kita mencari harta dan semua kebanggaan duniawi*.

Sebab pengelolaan yang salah dan motivasi yang keliru dapat membuat iman kita jatuh kedalam berbagai dosa.

Tuhan Yesus mengingatkan kita melalui firman Nya dalam : 


*Matius 6:33-34 (TB)*  

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."


Inilah yang dikehendaki Tuhan Yesus agar kita lebih mendahulukan pekerjaan Allah agar dapat merasakan upah yang telah disediakan bagi kita.

Karena itu janganlah kita kuatir tetapi tetaplah bersyukur atas segala berkat yang kita terima.

Kita diingatkan kembali dalam


*Pengkhotbah 1:3 (TB)* 

Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? 


Karena itu betapa pentingnya rasa syukur dan cukup jika kita diperkenan menikmati berkat Tuhan, sebagaimana yang difirmankan dalam

 

*Pengkhotbah 5:18 (TB)* 

Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya — juga itu pun karunia Allah.



Namun betapa menderitanya batin kita jika kita tidak diperkenan menikmati berkat Allah, seperti firmanNya dalam 


*Pengkhotbah 6:1-2 (TB)*  

Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia: 

orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit. 


Saudaraku yang di kasihi Tuhan, marilah kita nikmati anugerah Allah ini dengan penuh kewaspadaan dan kehati-hatian, sebab semuanya akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Supaya kenikmatan dan sukacita surgawi boleh kita rasakan bersama Yesus Kristus di surga, ingatlah ketika kita sudah   berpulang menghadap Bapa di surga ,*kita tidak membawa apa apa*.


Karena itu marilah kita menomorsatukan Allah, dan menyerahkan segala apa yang kita miliki dalam kuasa dan penyertaan Kristus agar menjadi berkat dalam kehidupan kita untuk kemuliaan Tuhan Yesus.

Selamat pagi, selamat beraktifitas,  Tuhan Yesus memberkati , amin.


*PD.Autopia Malang*.

ernawati eliyus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

1523 Regi: Selamatkan lah waktumu