3663 Regi : MENDERITA SEBAGAI BAHAN KESAKSIAN YANG NYATA
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Renungan pagi ini diambil dari
*2 Korintus 1:6* (TB)
Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga.
Dengan tema
*MENDERITA SEBAGAI BAHAN KESAKSIAN YANG NYATA*
Saudaraku kekasih Kristus,
Kita pernah mendengar atau membaca kisah seseorang yang kebal terhadap senjata tajam atau bahkan peluru sekalipun. Namun, tidak seorang pun kebal terhadap penderitaan! Selama punya rasa dan hati, orang tidak dapat kebal terhadap kesesakan hidup. Akan tetapi, belum tentu penderitaan berat tersebut menggilas manusia.
Surat Paulus kepada jemaat Korintus di atas diawali dengan pernyataan bahwa Allah telah menghiburnya dalam penderitaan. Ketika menulis surat tersebut Paulus sedang dalam kesengsaraan. Namun, tatkala mengalami penderitaan, ia juga memperoleh penghiburan yang besar. Bahkan, pada gilirannya penderitaan itu justru menjadi penghiburan.
Pesan tersiratnya adalah agar kita membuka hati untuk merasakan penguatan Allah di dalam tekanan dan penderitaan tersebut. Hal itu karena kenyataannya Allah sungguh berkuasa, bahkan dapat membangkitkan orang mati.
*2 Korintus 1:9* (TB) Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.
Bukankah sudah dibuktikan melalui kebangkitan Tuhan Yesus Kristus? Nah, inilah dia pengharapan Paulus tersebut.
Jika menghadapi beban hidup bersama-sama dengan Allah, sebuah luka pun dapat berubah menjadi obat. Bagaimana logikanya? Penderitaan yang kita alami akan membuat kita memiliki pengalaman iman bersama Tuhan Yesus. Dengan demikian, kita pun dikuatkan untuk tetap tegar di tengah badai kehidupan. Selanjutnya, orang yang kuat akan meneguhkan orang lain. Bukan dengan penghiburan klise, melainkan penghiburan berdasarkan pengalaman yang nyata.
Itulah sebabnya manakala kita mengalami penderitaan, sebenarnya kita sedang dilatih agar kuat dan merasakan penghiburan-Nya dan selanjutnya mampu memberikan kesaksian kepada sesama yang sedang mengalami penderitaan. Jadi, sebelum bersaksi, Tuhan Yesus menghendaki kita terlebih dahulu kuat mengalami dan melewati penderitaan itu.
Selamat pagi, selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar