38 Regi: Bangunlah dan Makanlah !
Syalom aleichem b'shem yeshua hamasiach. Firman hari ini :
1 Raja-raja 19:1-8 (TB) Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang,
maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu."
Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!"
Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula.
Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu."
Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
Elia adalah osok nabi yang taat dan setia melaksankan tugas panggilanNya di tengah hancurnya moral spiritualitas Israel dibawah pemerintahan Ahab.
Pengabdian yang sarat drngan taruhan nyawa. Menjelang akhir pengabdiannya, Elia mengalami lelah rohani yg serius:"...skrg ya Tuhan, ambillah nyawaku..."Keputusasaan dalam kehidupan menguasai dirinya (ay.4b). Namun Sang pemilik kehidupan Abdi Allah hadir tepat pada waktunya.
Melalui MalaikatNya, Elia menerima sentuhan kuasa Ilahi:"...bangun & makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmi nanti terlalu jauh bagimu."(ay.7).
Bersyukur karrna Elia mau merespon & manut perintahNya sehingga ia lulus, sampai ke gunung Allah (ay8). Andaikata tidak...betapa beratnya dapat mencapai garis akhir.
Saudaraku hal serupa dapat pula kita alami dalam perjalanan pengabdian hidup kita.
BANGUNLAH, MAKANLAH ! Kesediaan hati untuk merespon dan menaati Firman & perintahNya inilah yang memberi kekuatan ajaib untuk menyelesaikan pengabdian kita hingga tiba di gunung Allah.Amin. Imanuel. 15042016 ( p dwi c4hy0)
1 Raja-raja 19:1-8 (TB) Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang,
maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu."
Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!"
Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula.
Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu."
Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
Elia adalah osok nabi yang taat dan setia melaksankan tugas panggilanNya di tengah hancurnya moral spiritualitas Israel dibawah pemerintahan Ahab.
Pengabdian yang sarat drngan taruhan nyawa. Menjelang akhir pengabdiannya, Elia mengalami lelah rohani yg serius:"...skrg ya Tuhan, ambillah nyawaku..."Keputusasaan dalam kehidupan menguasai dirinya (ay.4b). Namun Sang pemilik kehidupan Abdi Allah hadir tepat pada waktunya.
Melalui MalaikatNya, Elia menerima sentuhan kuasa Ilahi:"...bangun & makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmi nanti terlalu jauh bagimu."(ay.7).
Bersyukur karrna Elia mau merespon & manut perintahNya sehingga ia lulus, sampai ke gunung Allah (ay8). Andaikata tidak...betapa beratnya dapat mencapai garis akhir.
Saudaraku hal serupa dapat pula kita alami dalam perjalanan pengabdian hidup kita.
BANGUNLAH, MAKANLAH ! Kesediaan hati untuk merespon dan menaati Firman & perintahNya inilah yang memberi kekuatan ajaib untuk menyelesaikan pengabdian kita hingga tiba di gunung Allah.Amin. Imanuel. 15042016 ( p dwi c4hy0)
Komentar
Posting Komentar