42144 Regi : kesukacitaan dalam suasana kerukunan di antara anggota keluarga umat Allah

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach 

Renungan pagi ini bertutur tentang


*kesukacitaan dalam suasana kerukunan di antara anggota keluarga umat Allah*

 

Nas Alkitab: 


*Mazmur 133*

¹Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! 

²Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. 

³Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

 

Mazmur 133 adalah mazmur yang pendek namun mendalam, ditulis oleh Raja Daud untuk merayakan kebersamaan dan kerukunan di antara umat Allah. 

 

Mazmur ini menyampaikan pesan mengenai keindahan dan berkat akibat dari hidup rukun:

 

Ayat 1: *Memuji Keindahan Persaudaraan yang Rukun*

Ayat pertama dalam Mazmur ini menyatakan bahwa hidup dalam kerukunan itu baik dan indah, dan merupakan kehendak TUHAN bagi umat-Nya terutama dalam hubungan ikatan keluarga. Penulisnya, raja Daud, mendapatkan hikmat Illahi bahwa persaudaraan yang rukun adalar perwujudan dari kasih TUHAN di antara pribadi yang memiliki sifat yang berbeda-beda dalam satu keluarga, atau dalam sustu komunitas, namun mereka saling bersatu dalam suatu harmoni. Keharmonisan ini yang dipandang sangat berharga di hadapan TUHAN dan akan menghasilkan sukacita bagi keluarga maupun komunitas itu.

 

Ayat 2: *Simbol Minyak di Kepala Harun*

Minyak yang dituangkan di atas kepala Harun melambangkan pengurapan dan penahbisan seorang imam besar. Minyak ini tidak hanya menyentuh kepala tetapi juga mengalir ke janggut dan hingga ujung jubahnya, menunjukkan kelimpahan berkat yang merata ke seluruh anggota tubuh; hal ini melambangkan bahwa kerukunan dan persatuan yang sejati dalam keluarga dan komunitas akan mengalirkan ke seluruh anggotanya. Bersatu dalam kekudusan. Dengan kata lain, ketika setiap anggota hidup rukun, seluruh keluarga dan komunitas akan merasakan kelimpahan berkat TUHAN.

 

Ayat 3. *Simbol Embun Gunung Hermon*

Embun dari Gunung Hermon yang turun ke Gunung Sion melambangkan kesejukan dalam kehidupan. Embun ini menggambarkan berkat TUHAN yang mengalir kepada umat-Nya. Dalam hal ini, embun menjadi tanda bahwa berkat hadir saat umat TUHAN hidup rukun. Persatuan tersebut membawa kehidupan baru dan berkat yang menyegarkan bagi semua yang terlibat.

 

*Kerukunan sebagai Jalan Menuju Berkat TUHAN*

Sekali lagi, ayat terakhir ini menunjukkan bahwa *TUHAN memerintahkan berkat-Nya di tempat di mana ada kerukunan.* Kehidupan yang diberkati oleh TUHAN Tanya akan ada di dalam lingkungan yang penuh kasih dan harmoni. Ini juga menggambarkan bahwa *kerukunan bukan hanya pilihan, melainkan perintah TUHAN,* karena *melalui kerukunan inilah kehidupan hingga kehidupan kekal akan dianugerahkan oleh-Nya.*

 

Mazmur ini terkait dengan pengungkapan kebenaran rohani yang berada dalam Injil

*Yohanes 17: 1-26,* ketika Tuhan Yesus berdoa bagi para pengikut-Nya. Ia mendoakan agar para pengikut-Nya hidup di dalam kerukunan, saling mengasihi dan menjaga kekudusan. Tuhan Yesus secara implisit menegaskan bahwa Roh Kudus tidak berkarya dalam suasana perpecahan disebabkan oleh dosa dari pribadi-pribadi yang bersikeras untuk mempertahankan perpecahan itu. Sehingga, Rasul Paulus juga menasihatkan Jemaat Korintus agar tidak ada perpecahan di antara anggota-anggotanya:

 

*1 Korintus 1: 10*

Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.

 

Selanjutnya bagi Jemaat Efesus, dinasehatkan pula oleh Paulus:

 

*Efesus 4: 3*

Dan berusahalah  memelihara kesatuan  Roh oleh ikatan damai sejahtera

 

Damai sejahtera hanya dapat diperoleh dari pemeliharaan kesatuan Roh. Ikatan damai sejahtera dalam Roh Kudus ini telah meliputi, baik jasmani maupun rohani. Demikian pula damai sejahtera ini akan dialami oleh anak-anak Kristus, baik di dunia saat ini (fana), hingga di dunia yang akan datang (kekal). Oleh karenanya, marilah kita semua berjuang untuk menciptakan hidup rukun dalam keluarga, maupun dalam komunitas yang lebih luas (gereja, persekutuan doa, dan lingkungan semua). 

 

Kiranya *Roh Kudus berkenan melimpahkan kemampuan bagi kita untuk mewujudkan suasana kerukunan dalam keluarga, serta kerukunan bagi semua orang.* Agar kita mengalami kehidupan damai sejahtera bukan saja dalam keluarga, namun juga dengan semua orang. Amin.

 

Selamat pagi dan selamat beribadah Minggu.

 

*PD Autopia – Malang*

_gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR