3905 Regi : Kedisiplinan Allah
Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Tema Renungan pagi ini :
*Kedisiplinan Allah*
Bacaan firman:
*Habakuk 3:1-19*
Nas:
*Habakuk 3:19 (TB)*
ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.
Saudaraku kekasih Kristus, kedisiplinan yang dilakukan orang tua kepada anak anaknya memiliki tujuan yang baik dalam pembentukan karakter, terlebih lagi apabila ditujukan kepada didikan iman rohaninya.
Tidak ada orang tua dalam mendidik dan mengasihi anaknya, dengan kedisiplinan untuk mencelakakan mereka.
*Habakuk 3:17-19* , adalah merupakan bagian penutup doa Habakuk. Nabi Habakuk, dalam doanya senantiasa memuji Allah, karena Allah menjawab doanya. Habakuk belajar menerima kehendak Allah, ia berdoa memohon pertolongan dan belas kasihan saja, dari Allah.
Nabi Habakuk tidak berdoa agar dilepaskan dari proses kedisiplinan Allah kepada umatNya, tetapi nabi Habakuk bersedia menerima, bahwa melalui bangsa Yehuda, ada proses kedisiplinan iman ( baca ayat2 sebelumnya).
Ada masa masa sulit terjadi dan nabi Habakuk belajar untuk bersukacita didalam Tuhan, sebab ia percaya bahwa Tuhan Allah saja , yang menjadi kekuatan dalam menghadapi masa masa sulit yang terjadi. ( ayat 19).
Apa yang dialami nabi Habakuk menggugah kembali kesadaran kita, bahwa sebenarnya Allah terus bekerja dan berkarya sampai hari ini, dalam kehidupan kita masing masing.
Hal ini seharusnya, membawa kita kepada keyakinan bahwa Allah selalu menyertai dan memberi kekuatan kepada kita dalam menjalani masa masa yang berat dan sulit.
Karena itu sadarlah seberat apapun pergumulan kita, yakinlah bahw semuanya itu tidak akan pernah melebihi kekuatan kita, seperti sabda Tuhan dalam
*1 Korintus 10:13 (TB)*
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Dalam saat sesulit apapun, doa doa yang kita naikkan, bukanlah agar kita diluputkan, melainkan supaya kita beroleh belas kasihan Allah dan diberi kekuatan untuk menanggungnya.
Dan kita dimampukan belajar menerima didikan Tuhan agar mendapatkan pengalaman baru dalam pendewasaan iman dengan terus berintropeksi diri bagaimana relasi kita dengan Allah.
Maka ketika kita dalam keadaan yang tidak baikpun, kita tetap dapat bersukacita di dalam Tuhan, sebab kita bisa merasakan kasih dan pertolongan Tuhan yang bekerja.
Pembentukan karakter dan pendewasaan iman kita, akan membuahkan hasil yang indah pada waktunya sesuai dengan rancangan Allah, biarlah hidup ini kita serahkan dalam otoritas Allah sepenuhnya:
*Yeremia 18:6 (TB)*
Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Mari kita terus mengucap syukur kepada Allah yang Empunya hidup ini, dari segala didikan Allah melalui kedisiplinan rohani kita. Yang kesemuanya itu supaya kita mendapatkan pemulihan dan pembaharuan iman sepenuhnya di dalam Kristus Yesus.
Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita, dalam segala aktivitas yang kita lakukan, dengan siap iman untuk menghadapi segala keadaan.
Haleluyah, Amin.
*PD.Autopia Malang*
ernawati eliyus.
Komentar
Posting Komentar