42166 Regi : PATUH PADA KEHENDAK ALLAH

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.

Tema renungan pagi ini 


*PATUH PADA KEHENDAK ALLAH*


Firman Allah diambil dari:


*Markus: 10:11-12* (TB)

¹¹ Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. 

¹²Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."


Para saudara terkasih dalam Yesus, renungan hari ini didasari firman Allah tentang perkawinan yang berlaku dan harus ditaati bagi semua umat Allah yang mengimaniNya.

Hal ke dua karena banyaknya terjadi hidup perkawinan yang terceraikan  dengan berbagai alasan,bahkan juga dilakukan oleh pasangan suami-isteri yang telah mengimani Yesus dengan segala firman-Nya.


Umat Kristiani sudah sangat faham akan firman Allah bahwa tidak boleh ada perceraian dalam rumah tangga mereka, namun kenyataannya tidak demikian.

Hal itu terjadi karena kekerasan hati pribadi- pribadi yang melakukannya.


Penginjil Markus mengemukakan hal penting yang sangat mendasar dan *sangat sakral* karena setiap pasangan suami-isteri mengucapkan *janji dan komitmen di hadapan Tuhan.*

Melalui janji yang diucapkan pasangan yang akan  menikah,amat sangat diharapkan agar sakramen/janji perkawinan yang telah diucapkan berdua dan berkat Allah atas pernikahan itu,akan tetap awet (bertahan) dan tetap utuh dalam kebersatuan, sampai maut (kematian) yang mengakhirinya.


Namun kenyataannya  umat Allah  kerapkali ingkar akan janji Kudus yang telah diucapkan di hadapan Allah dan telah disaksikan oleh banyak umat yang hadir.

Terbukti sekarang cukup banyak pasangan suami isteri yang tidak dapat mempertahankan usia pernikahannya dengan berbagai alasan.


Yesus memberikan pemahaman bahwa *pernikahan adalah persatuan yang kudus dan abadi*.

Perkawinan harus menjadi *sakramen yang Kudus* dan merupakan panggilan ilahi bagi pasangan suami isteri yang *mencerminkan kasih Allah*.

Maksudnya bahwa pernikahan bukan hanya tentang kepentingan dua pribadi, tetapi yang terpenting adalah mencerminkan hubungan kasih dan kesatuan yang Allah inginkan antara *Kristus dan gereja-Nya*.

 

Bagi pasangan suami-isteri, juga bagi semua umat Tuhan, harus dapat mencerminkan hubungan kasih dan kesatuan yang Allah kehendaki antara Kristus dan gereja-Nya.

Kita semua yang mengimani Yesus, diajak untuk menjalani hidup dengan pengorbanan dan iman, seperti yang telah dilakukan oleh Yesus,*taat sampai mati*.

Pengorbanan kita , walaupun tak sebesar pengorbanan Kristus, adalah bagian dari panggilan kita *untuk hidup dalam kasih dan kesatuan dengan sesama.* Kesatuan yang dihayati dalam pernikahan manusia adalah cerminan dari kesatuan yang lebih besar yang ditemukan dalam keluarga Allah melalui Kristus.


Akhirnya,mari kita selalu hidup dalam kesatuan, pengorbanan, ketaatan, membawa kasih Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.


Kita dipanggil untuk berserah kepada rencana Tuhan dan menjadi alat-Nya untuk menyebarkan kasih dan damai-Nya ke seluruh dunia.



Selamat pagi selamat beribadah Tuhan Yesus memberkati 


*PD Autopia Malang*

*Susi Indung*.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR