41994 Regi : Menikmati lebih lama lagi kasihnya Allah
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach
Renungan pagi dengan tema:
*Menikmati lebih lama lagi kasihnya Allah*
Bacaan firman dari:
*Mazmur 17:1-15.*
Nas:
*Mazmur 17: 6-7 (VMD)*
Setiap kali aku memanggil-Mu, ya Allah, Engkau menjawabku. Jadi, dengarkanlah aku sekarang dan dengarkan apa yang kukatakan.
Tunjukkanlah kebaikan-Mu dan selamatkanlah yang bergantung pada-Mu. Pakailah kuasa-Mu yang besar itu dan lindungilah mereka terhadap musuhnya.
Kekasih Kristus yang di berkati Tuhan, apabila kita membaca firman ini untuk satu perikop yang menceritakan betapa Allah sangat mengasihi Daud dari kejaran para musuh²nya, Daud berseru mohon perlindungan untuk beroleh kelepasan.
Bermohon dengan gigih, penuh perjuangan iman.
Secara garis besar Mazmur ini terdiri daru tiga bagian.
Pertama:
Daud berdoa mohon pembelaan Tuhan, Daud berani meminta keadilan karena ia yakin bahwa dirinya benar dan tidak salah.
Kedua:
Daud menegaskan kebutuhanya yang sangat mendesak akan pertolongan Tuhan, dengan menceritakan kejejaman musuhnya. Daud berharap supaya Allah segera menolongnya.
Ketiga :
Daud kembali menyerukan kebutuhanya akan pertolongan Tuhan. Namun kali ini Daud membandingkan antara kenikmatan orang fasik dengan kenikmatan orang benar di hadapan Allah.
Kekasih Kristus, betapa rincinya ungkapan hati yang tertata dan hormat di saat Daud bermohon kepada Allah dengan penuh hormat, berhati hati sambil meneliti diri tentang dirinya ( tahu diri).
Bermohon dalam kondisi terjepit tapi masih mentrapkan rasa hormatnya kepada Allah.
Inilah yang patut kita teladani dan kita pelajari dengan terus berusaha agar *permohonan kita berkenan di hadirat Allah*.
Sebab kehidupan orang fasik dipuaskan dengan hal hal jasmani (duniawi), tetapi orang benar dipuaskan dengan hadirat Allah yang Maha Kudus.
Kegigihan Daud inilah yang perlu kita contoh dan kita teladani, sebab kita akui saja, bahwa Kita ini sering nglokro, semplah, kendor lemah iman di saat menghadapi musuh dalam berbagai pergumulan hidup.
Daud memohon kepada Allah sampai tiga kali , dengan sangat rinci curahan hati diurai dengan sangat hati hati. Tidak mengatur dan mendikte Tuhan.
Semua itu menginspirasi kita untuk tekun berdoa dengan sikap hati yang benar yaitu terus berdoa dan bermohon meski situasi hidup tak kunjung berubah atau belum ada perubahan.
Mengapa?..Ingatlah bahwa kuasa doa tetap ada dan tidak ada yang mustahil bagi Allah:
*Mazmur 119:164 (VMD)*
Tujuh kali sehari aku memuji Engkau karena hukum-Mu yang adil.
Kita juga ingat Daniel, sebagaimana yang tertulis dalam
*Daniel 6:11 (TB)*
Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
Ketahuilah saudaraku, manfaat yang terutama dari doa yang di lakukan dengan sungguh² adalah menikmati hadirat Allah. Di dalam doa kita dipuaskan dengan Allah sendiri yang mendengarkan kita, seperti dalam ayat 15 dalam bacaan firman pagi ini:
*Mazmur 17:15 (TB)*
Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
Di saat kita berdoa, bukan untuk memperoleh berkat berkat jasmani semata, sebab bukan itu tujuan kita
Maka dari itu dengan hati yang bijaksana kita harus berani (matur) dengan jujur.
Janganlah berdoa dengan kecepatan tinggi supaya Allah segera mengabulkan itu pendapat yang salah!
*Doa bukan alat untuk memaksa Allah untuk bekerja dan bertindak*
Marilah saudaraku mulai saat ini kita memandang doa sebagai kesempatan untuk menikmati kehadiran Allah dalam hadiratnya yang Kudus. Dan doa bukan suatu pelampiasan kekesalan atau kegagalan, tetapi doa adalah sarana kita mau koreksi diri agar hidup kita mau dipimpin dan dituntun oleh Roh Kudus sehingga apa yang kita minta, yang akan dan sedang kita lakukan ada dalam kuasa dan penyertaan Allah.
Dan doa juga bisa kita rasakan sebagai undangan Allah agar kita kembali berjumpa dengan Allah.
Sudahkah kita memenuhi undangan itu?
Memperbaharui tekad untuk tekun berdoa adalah langkah awal dalam mencintai Tuhan dengan sepenuh hati dengan penuh perjuangan mengejar hadiratNya.
Bangunlah kembali mezbah doa pribadi yang sempat terabaikan selama hari hari di rundung kecemasan dalam krisis hidup
Mari menikmati kasihnya Allah, selagi umur masih ada.
Bersama Nya ada Damai sejahtera dan Sukacita surgawi.
Tuhan Yesus memberkati kita, amin
Selamat beraktivitas.
*PD.Autopia Makang*
ernawati eliyus.
Komentar
Posting Komentar