2778 Regi : Hargai pendapat orang lain

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Kekasih Kristus, renungan pagi ini didasarkan pada firman Tuhan :

*Roma 12:16 (TB)*  Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. *Janganlah menganggap dirimu pandai*!

Dengan tema:

*Hargai pendapat orang lain*

*Bapaku sumber segala hikmat dan pengetahuan, perkenankanlah ku mohon belas kasih MU dan berikanlah pengertian secukupnya agar aku, KAU buat mengerti akan firman dan kehendak MU bahkan KAU berikan kemampuan untuk melakukannya, terimakasih Tuhan Yesus amin*


Saudaraku dalam Tuhan Yesus, sifat utama manusia cenderung merasa paling yaitu
Paling benar, paling mengerti, paling pandai, paling memahami, paling bisa dan paling dalam hal yang baik- baik.
Namun dalam hal paling berdosa, paling tidak mengerti, paling bodoh, paling tidak paham dan paling tidak bisa, ini sangat sulit untuk dipahami.

Dengan sifat-sifat yang menganggap dirinya lebih baik, lebih benar dan lebih memahami ini, tanpa disadari membuat orang akan jatuh pada dosa kesombongan, karena ia dengan mudahnya menyalahkan atau menghakimi orang lain. Karena itu firman Tuhan mengatakan

*Matius 7:1-3 (TB)*  Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
*Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui*?


Sebenarnya kalau kita mau sadar diri, keadaan kita ini tidak jauh berbeda dengan keadaan orang lain yang kita hakimi tadi, sebab jika kita merenungkan firman dalam  *Roma 3:10-17*,
di hadapan Tuhan Yesus posisi kita adalah sama-sama orang berdosa, orang salah, pembohong, munafik dan orang jahat.
Karena itu marilah kita ubah cara berpikir kita dengan berpegang pada

*Kolose 3:23 (TB)* Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.


Kalau dalam pelayanan atau apapun pekerjaan yang kita lakukan dengan berpegang *Kolose 3:23* ini, maka sikap meninggikan diri, merasa paling dan paling seperti di atas tidak akan ada atau tidak akan menguasai diri kita, tetapi yang ada kita akan merasa rendah hati dan merasa orang yang tidak berguna, bahkan bisa seperti

*Filipi 2:3-4 (TB)* dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang *menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri*;
dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.


Ingat Saudaraku apapun yang kita lakukan, semuanya akan kita pertanggungjawaban pada Kristus dan tidak ada satupun yang akan luput dari penghakimanNya, karena itu marilah kita belajar hidup bijak dengan menghargai perbedaan satu dengan yang lainnya dan yang lebih utama kita hidup bukan menjadi hakim tetapi menjadi pelaku - pelaku firman Tuhan

*Yakobus 1:22 (TB)*  Tetapi *hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja*; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.


Ini lebih penting daripada kita hafal firman Tuhan, mengerti firmanNya namun kita gagal untuk memahami dan melakukannya. Karena praktek dalam kita mendengar, mengerti dan memahami firman itulah yang akan menjadi cerminan diri kita, apakah kita sebagai orang yang rendah hati atau orang sombong dan merasa paling pintar, paling mengerti, paling hafal firman tapi dalam perbuatan ternyata kosong.
Jika demikian maka ingatlah firman yang mengatakan

*1 Korintus 9:27 (TB)*  Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, *supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak*.


Inilah yang akan disebut sebagai kesia-siaan hidup, karena apa yang kita kerjakan hanya berbuahkan kebinasaan, kita ditolak oleh Kristus, sehingga firman dalam *Matius 7:21-23* akan digenapi dalam hidup kita.
Karena itu kita perlu melatih tubuh kita yaitu angan, hati, pikiran dan tingkah laku kita untuk memahami perbedaan, agar tidak mudah menghakimi dan belajar menganggap yang lain lebih utama dalam hidup kita, sehingga akan tumbuh sikap saling mengasihi, menghargai, menyemangati, mengampuni dan saling mendukung.

Kiranya renungan ini menyadarkan kita untuk saling introspeksi diri dan terus bersemangat dalam pekerjaan Tuhan,agar buah-buah kasih, kebenaran, kemuliaan bisa menjadi berkat bagi banyak orang untuk kemuliaan Tuhan Yesus.

Selamat pagi, selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati kita semua, haleluyah, Amin.

*PD AUTOPIA MALANG*
Wibisono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR